Ages memang benar. Meski hari sudah beranjak siang, kegiatan taman masih juga belum usai. Beragam aktivitas di sana masih berlanjut hingga sore. Bermain di antara sejuknya taman memang begitu menyegarkan.
Wajah Kota Surabaya makin hari makin tertata rapi dan bersih. Di berbagai penjuru sudut kota dipenuhi berbagai taman yang tampak cantik dan indah. Lahan-lahan kosong yang semula tak terurus, saat ini sudah "disulap" menjadi lahan penghijauan yang menyejukkan mata. Taman-taman itu pada sore hari apalagi Minggu pagi dijadikan tempat bermain remaja, anak-anak, atau keluarga sambil menikmati sejuknya udara pagi.
Dari sekian banyak taman yang tersebar di sudut kota ada satu taman bernama Taman Lansia, yang lokasinya di antara Jl. Raya Gubeng dengan Jl. Biliton. Taman itu sebenarnya tidak terlalu luas, hanya seluas sekitar 500-600 meter persegi. Meski begitu, taman ini enak dipandang. Di tengah-tengahnya terdapat air mancur yang dikelilingi trek jogging dan dihiasi berbagai tanaman hijau dengan bunga-bunganya yang indah.
Untuk menjaga kebersihan, setiap pagi taman itu disapu oleh petugas kebersihan dan disirami secara rutin. Di sudut lain, terdapat fasilitas playground berupa ayunan anak-anak. Mereka yang bermain disana tak perlu khawatir soal makanan. Sebab, berbagai penjual makanan menggunakan gerobak dorong ada di sana, seperti bubur ayam, siomay, bakso, dan sebagainya mengelililngi sisi barat taman.
Satu hal yang unik, setengah lingkaran tepian taman itu terdapat tempat pejalan kaki selebar 1,5 meter. Namun, permukaan jalannya tidak rata, tapi sengaja ditanami batu kali dengan posisi bagian runcing menghadap ke atas. Jalan itu diperuntujkan bagi siapa saja yang ingin terapi refleksi. Tinggal lepas alas kaki, kemudian jalan di atasnya. Sensasinya sudah mirip dipijat. Bagi, mereka yang belum terbiasa sehingga terasa sakit, di beberapa sudut diberi pegangan agar tidak jatuh.
Meski diberi nama Taman Lansia, bukan berarati taman itu hanya diperuntukkan bagi tempat "mangkalnya" orang-orang berusia senja saja, tetapi semua usia berkumpul di sana. "Disebut Taman Lansia karena di tempat ini ada sarana berupa jalanan berbatu yang khusus terapi refleksi. Kegiatan refleksi, kan, biasannya dilakukan oleh orang-orang tua jadilah disebut Taman Lansia," kata Mulyadi (40) warga Jl Pengampon yang datang bersama istri dan dua anaknya ke taman itu.
Hampir setiap Minggu pagi, Mulyadi bersama anaknya menyempatkan main-main di sana. Sambil mengobrol dengan istrinya, ia menyaksikan kedua anaknya asyik bermain ayunan. "Di sini tersedia sarana hiburan gratis yang menyenangkan," kata karyawan sebuah percetakan di Surabaya ini menambahkan.
Henry, Gandhi / bersambung