Menyongsong Pernikahan Agung (2)

By nova.id, Rabu, 12 Oktober 2011 | 04:54 WIB
Menyongsong Pernikahan Agung 2 (nova.id)
Busana Bersepuh Emas 24 Karat!

Bisa dipastikan pasangan GKR Bendara dan KPH Yudanegara nantinya tak hanya memancarkan kecantikan dan ketampanan saja saat tertimpa cahaya matahari dan kilatan lampu kamera. Melainkan juga akan memancarkan kilau emas 24 karat dari busana yang dikenakannya, saat kirab dan resepsi. Kepastian kebaya panjang bersulam benang emas 24 karat yang akan dikenakan sepasang pengantin itu dikemukakan Kangjeng Mas Ayu Tumenggung Titien Sekar Arum, putri (Alm.) KRT Setyodiningrat, sang penerima mandat menyulam busana pengantin berikut selop dan pernak-perniknya.

Inpirasi William-Kate

Serangkaian upacara adat, pemasangan bleketepe dan sesaji akan mengawali serangkaian upacara adat pernikahan putri bungsu Ngarsadalem ini. Pada 16 Oktober pagi, utusan keluarga keraton akan menjemput calon pengantin kakung (pria) di Pendapa Dalem Mangkubumen. (Dalem ini dulu dikenal sebagai rumah Putera Mahkota, Red.) Selanjutnya iring-iringan menuju Bangsal Kasatriyan.

Esoknya berlangsung upacara Siraman, baik untuk calon pengantin putri maupun pria, di tempat terpisah. GKR Bendara akan melakukan Siraman di Sekar Kedaton atau Keputren, sementara calon suaminya di Kasatriyan. Malamnya berlangsung upacara adat Majang (menata kamar pengantin di malam Midodareni), Tantingan, Langkahan, hingga Midodareni.

Rabu (18/10) pagi berlangsung ijab qabul, diteruskan upacara Panggih. Sore harinya berlangsung Kirab Pengantin dari keraton menuju tempat resepsi di Bangsal Kepatihan. Konon, kirab ini terinspirasi dari pernikahan Pangeran William-Kate Middelton beberapa waktu lalu. Sejumlah kuda milik Kesatuan Kavaleri Bandung berwarna dhawuk (agak keputihan) dipinjam untuk menyertai kirab Sang Putri.

Kirab akan menggunakan kereta terbuka, Kyai Jongwiyat. Atau bisa jadi akan menggunakan Kereta Kencana/Jethayu, dan ditarik 6 kuda yang dikemudikan plaer, bukan kusir. Mengingat acara kirab ini akan berawal dari keraton ke Pagelaran, lurus ke utara menembus jalan tengah di antara dua pohon beringin kurung, langsung ke utara hingga ke Bangsal Kepatihan, maka masyarakat Yogya diharapkan tak perlu tumpah di Jl Malioboro. "Akan ada enam screen besar di tiga titik: Beteng Vrederburg, Alun-Alun Utara, dan Alun-Alun Selatan, masing-masing dua layar. Juga disiarkan secara live di teve," terang Kabag Humas Provonsi DIY, Dra Kuskasriati.

 Selain pengantin, keraton juga akan mengeluarkan enam kereta terbuka lainnya untuk membawa besan, narpocundoko (utusan, para penari bedaya Srimpi yang akan menari di Bangsal Kepatihan, dan putri-putri Ngarsadalem lainnya.

Malioboro Ditutup!

Selasa (18/10), mulai jam 16.00 WIB Jalan Malioboro akan ditutup bagi umum karena akan dilangsungkan kirab, hingga resepsi selesai. "Sementara pada tanggal 16 dan 17 Oktober, arus lalu-lintas kendaraan bermotor di Malioboro akan dialihkan, tapi becak dan sepeda masih boleh melintas. Kereta kencana yang membawa pengantin juga hanya akan parkir sebentar di depan Masjid Kepatihan," terang Kuskasriati.

Untuk memasuki Bangsal Kepatihan, tamu-tamu VIP keraton diminta untuk melewati pintu utama, yakni Jl Malioboro. "Panitia menyediakan sejumlah area parkir, yakni dibekas UPN (samping Hotel Melia Purosani), halaman Hotel Ina Garuda, Kantor Dinas Pariwisata, Taman Parkir (utara Hotel Garuda). Selanjutnya, para tamu berjalan kaki menuju Bangsal Kepatihan."

 Rini Sulistyati, Kartika Santi