"Semoga Livia Tenang Bersama Dewi Kwan Im"

By nova.id, Rabu, 14 September 2011 | 01:49 WIB
Semoga Livia Tenang Bersama Dewi Kwan Im (nova.id)

Semoga Livia Tenang Bersama Dewi Kwan Im (nova.id)
Semoga Livia Tenang Bersama Dewi Kwan Im (nova.id)

"Foto: Noverita K Waldan "

Hindari Kaca Gelap

Enam tersangka pelaku pencurian dan pembunuhan terhadap Livia, kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, AKBP Ferdy Sambo, SH, SIK, MH, sudah ditangkap. Dari keterangan yang berhasil dihimpun polisi, korban terakhir bertemu teman-temannya hari Selasa (16/8). Setelah berfoto-foto dengan teman-temannya, Livia naik mikrolet M 24 jurusan Srengseng - Slipi. Berdasar keterangan saksi, diketahui di kaca belakang mikrolet ada gambar Rolling Stone. "Setelah dilakukan penelusuran, ternyata ponsel korban yang hilang dijual tak jauh dari tempat kosnya. Yang menjual, supir tembak M 24 yang dinaiki korban."

Para tersangka itu, lanjutnya, merencanakan merampas ponsel dari korban yang dipilih secara acak. Jika korban melawan, akan dibunuh. Rupanya Livia penumpang pertama yang naik mikrolet. Jam 14.00 Livia dibekap dengan jaket, lalu diletakkan di belakang jok. Karena masih memberontak, leher korban dijerat dengan tali yang biasa dipakai mengikat barang. Nyawa Livia pun melayang.

Meski kejadian berlangsung di siang bolong, tidak ada yang melihat karena kondisi kaca jendela mikrolet gelap. "Setelah tersangka mengambil barang korban seperti ponsel, BlackBerry, dompet, dan uang Rp 200 ribu, mereka berencana membuang mayat korban ke suatu tempat. Saat melewati kawasan Serpong, A dan RS memperkosa Livia yang sudah tewas, setelah itu mayatnya dibuang ke Cisauk, Tangerang."

Dari peristiwa mengenaskan ini, Ferdy Sambo mengimbau kepada pemilik angkutan dan penumpang. "Pemilik angkot jangan sembarangan menyerahkan mikroletnya ke supir tembak dan dilarang memasang kaca hitam di angkutan umum. Bagi penumpang, berhati-hatilah saat naik angkutan. Kalau hanya sendirian sebaiknya waspada. Jika kacanya gelap sebaiknya jangan naik. Pilih angkutan yang lebih aman."

Laili Damayanti, Noverita K Waldan