Bakul Pasar Beringharjo Tak Pernah Sepi Pembeli (2)

By nova.id, Jumat, 9 September 2011 | 03:36 WIB
Bakul Pasar Beringharjo Tak Pernah Sepi Pembeli 2 (nova.id)

Bakul Pasar Beringharjo Tak Pernah Sepi Pembeli 2 (nova.id)
Bakul Pasar Beringharjo Tak Pernah Sepi Pembeli 2 (nova.id)

"Satu set stoples dengan cover bahan vinil warna-warni, cantik untuk interior rumah (Foto: Rini Sulistyati) "

Stoples Vinil Warna-Warni

Pada umumnya, perajin di Jogja mengenal pasangan suami-istri Tangguh dan Atik, penjual bahan baku kerajinan di los kerajinan lantai 3 Beringharjo. Para perajin membeli bahan baku kerajinan "setengah jadi" mulai dari bahan rotan, kayu, bambu, kain tenun, dan pernah-pernik lainnya yang dijual secara kodian kepada Tangguh dan Atik.

"Para perajin itu membeli bahan baku dari kami. Setelah dibuat kerajinan, dijual lagi ke kami. Lalu, saya jual lagi secara grosir ke pedagang pengecer, baik yang ada di Jogja maupun seluruh Nusantara. Kalau di Jakarta sedang ada pameran Inacraft, saya selalu ikut dan dagangan saya laris sekali. Apa saja laku. Tergantung minat perajin mau bikin apa," terang Atik.

Tak ayal, di tokonya Atik tak hanya menjual bahan baku setengah jadi, melainkan juga aneka kerajinan seperti aksesori, interior rumah, seprai, taplak meja, gorden, hingga aneka produk fashion, seperti tas kain batik, tenun dan anyaman pandan, yang dijual secara grosir dan eceran.

Menyongsong libur Lebaran kemarin, ada sejumlah jenis barang baru yang sengaja disediakan di toko Atik. Salah satunya, nampan plus satu set stoples dengan cover bahan vinil warna-warni. Bahan yang menyerupai kulit ini akan terlihat fashionable ketika sudah berada di meja tamu. Produk keperluan rumah tangga itu merupakan karya perajin Yogyakarta.

"Ini hanya cover stoples kuenya saja biar tampilannya cantik. Saya menjualnya satu set Rp 130 ribu untuk empat stoples dan satu nampan. Tapi ini harga grosir, ya. Kalau beli eceran di kota lain pasti beda harganya," ungkap Tangguh.

Atik memulai usaha dengan modal Rp 10 juta yang ia peroleh dari ibunya. Rp 5 juta dipakainya untuk sewa tempat, dan sisanya untuk kulakan dagangan. "Dulunya kami juga jualan dari hasil kulakan. Lalu pelan-pelan kami mengembangkan usaha ke arah jual bahan baku dan membina perajin kecil. Modalnya, menjaga kepercayaan konsumen dan memilihkan kualitas barang sesuai harganya," terang Atik yang kini memiliki dua toko besar yang saling berhadapan di lantai 3 Pasar Beringharjo.

Kini, Atik dan Tangguh menjadi pengusaha bahan baku dan kerajinan besar di Beringharjo. Dengan stok barang yang selalu tersedia di kedua tokonya, mereka siap melayani para pendatang yang hendak membeli kerajinan dalam skala besar untuk dijual kembali, atau sekadar buat oleh-oleh dari Jogja.

Rini Sulistyati