Apa, sih, penjelasan yang ada di balik fenomena "kreativitas" masyarakat ini? Kata pengamat sosial yang juga dosen Komunikasi UI, Effendi Gazali, fenomena itu terjadi karena saat ini bangsa Indonesia sedang berada di era tiga C, yakni Consumerism, Celebritisasi, orang suka narsis, merasa paling benar sendiri, dan ingin menjadi tokoh, serta Cynisme. "Orang melarikan diri dari kenyataan yang ada dengan bersinisme," kata penggagas tayangan Republik Mimpi ini saat ditemui Kamis (19/8) pekan lalu.
Bentuk sinisme ini, lanjut pria kelahiran Padang ini, bisa dalam bentuk foto, bahasa, dan lain sebagainya. "Kreativitas ini bisa begitu tersebar luas karena fasilitas teknologi komunikasi memungkinkan data tersebar secara cepat dan seketika. Begitu dikirim ke A, langsung dikirim lagi ke teman-temannya, akhirnya jadi ramai."
Munculnya ide-ide "jenius" masyarakat itu, lanjut Effendi, bisa saja bermuatan kritik atau sekadar lucu-lucuan belaka. "Kritik itu, kan, tujuannya untuk memperbaiki kondisi bangsa Indonesia yang sedang carut-marut. Biasanya orang akan 'serang' dulu, setelah itu baru ikut memperbaiki keadaaan."