Pria lulusan Komunikasi Design Iklan UMY ini sejak awal memang sengaja bermain dengan brand sesuai teori yang dipelajarinya, maka lahirnlah nama Tuan Muda. Ini terbukti dan lekas melekat di benak anak-anak muda yang ingin gaul lewat presentasi makanan yang terjangkau. Akhirnya ia memilih menjual takoyaki. "Sebagai Japanholic atau pencinta budaya Jepang, saya memang tertarik pada bisnis takoyaki. Saya lihat, potensi bisnisnya bagus, apalagi belum ada brand yang kuat di sini. Jadi, kalau dikemas dengan baik, pasti akan diterima orang, dan sampai saat ini lumayan sudah terbukti dengan sudah dibukanya enam outlet Tuan Muda," papar Ali bersemangat.
Untuk resep takoyakinya menurutnya, tak ada yang spesial. Bahkan nyaris sama dengan resep takoyaki lainnya. Namun, Ali merahasiakan resep saus cocolan yang menjadi andalan takoyaki buatannya. "Untuk sampai menemukan saus yang cocok, perlu trial and error juga. Saya juga dapat masukan dari temen yang asli orang Jepang soal resep sausnya. Alhamdulillah sekarang malah saus tako kami sudah dijual terpisah di beberapa kedai takoyaki lainnya," ungkap Ali bangga.
"Sampai saat ini Tuan Muda belum diwaralabakan atau tidak dalam bentuk kemitraan, masih perlu dikembangkan sendiri dulu dan berekspansi. Ke depannya, saya sedang memikirkan untuk membuak restoran Jepang dengan varian menu yang lebih komplit," harap pria berdarah Palembang.
Kini, Ali sudah memiliki 20 karyawan, yang ia sebut Baramuda, serta tagline berbunyi passion inside yang diharapkan bisa terus membuat semangat para pekerjanya selalu berkobar dalam melayani para penggemar takoyaki yang lezat untuk disantap.
Swita Amalia Hapsari / bersambung