Jika ingin memahami Pancasila dengan cara berbeda, buka saja Youtube. Ketik kata "komuniAKSI". Lalu muncullah video menjabarkan konsep Pancasila dengan cara sederhana, fun, dan singkat. Video pertama yang diunggah oleh komunitas KomuniAKSI itu berjudul "Pribadi Bangsaku - Pancasila sebagai Manual Bangsa", menggambarkan apa itu karakter bangsa.
Dengan media gambar, tim KomuniAKSI mengajak seluruh bangsa menjadikan Pancasila sebagai panduan berbangsa dan bernegara hingga terciptalah masyarakat yang adil, makmur, dan sentosa. Materi video ini diambil dari lirik lagu Garuda Pancasila. Awalnya, dijelaskan seorang patriot bangsa harus berani meraih, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan.
"Ibarat seorang atlet yang rela berlatih siang-malam untuk mengharumkan bangsa," kata konseptor KomuniAKSI, Pena Adiadipura, Kamis (4/8) di Jakarta. Contoh lain, lanjut Pena, adalah bagaimana warga di desa masih menjunjung tinggi semangat gotong-royong untuk membangun desanya. "Mereka rela kerja keras tanpa sibuk mempersoalkan imbalan, fasilitas, atau kenaikan gaji."
Tahap berikutnya, keadilan. Keadilan, lanjut Pena, menjadi dasar untuk mencapai masyarakat yang makmur dan sentosa. Adil itu kondisi masyarakat yang porposional. Tak ada masyarakat yang bergelimang harta dan pamer materi, atau masih ada golongan masyarakat yang miskin. "Jika keadilan ini bisa merata, akan tercipta masyarakat yang makmur. Jika masyarakat makmur, maka terciptalah masyarakat yang sentosa dimana tidak ada kekhawatiran hidup di Indonesia."
Konsep Pancasila ini dijabarkan dalam video berdurasi 3 menit. "Dulu, orang belajar Pancasila perlu ratusan jam. Nah, sekarang kami menawarkan konsep sederhana dan esensinya mudah dicerna siapa saja." Sehingga, lanjut Pena, masyarakat punya waktu banyak untuk mengimplementasikan nilai-nilai itu dalam keluarga, masyarakat, dan bernegara.
Komunitas yang didirikan pada April lalu ini memang bertujuan menggali potensi bangsa Indonesia yang sudah lama terlupakan lewat cara sederhana. Caranya, dengan menyebarkan video-video seperti tadi agar menjadi inspirasi masyarakat yang melihatnya. "Ini adalah gerakan sosial yang terbuka untuk menuju Indonesia yang lebih 'keren'," tambah pria yang pernah mengenyam pendidikan di Unpar, Unpad, dan ITB.
KomuniAKSI, lanjut pria yang pernah menjadi art director di bebeberapa biro iklan ini, lahir dari sebuah keprihatinan dan harapan menjadi Indonesia yang lebih baik. "Kita punya potensi, masyarakat yang cerdas, pintar, dan kreatif." Jika mereka diarahkan untuk bekerja keras, tambah Pena, akan menghasilkan karya yang mendunia. "Tapi kondisi sekarang ini, orang malah sibuk dengan hal-hal yang tidak produktif." Contoh nyata, sekarang banyak masyarakat yang kerjanya marah-marah, gampang tersulut konflik karena perbedaan. "Padahal dalam Pancasila ada Bhineka Tunggal Ika."
Selain menyebarkan konsep lewat graphic recorder di Youtube, tim KomuniAKSI juga kerap diundang komunitas dan lembaga untuk melakukan presentasi. Salah satunya, Kebudayaan Amerika, Komunitas Langsat, dan yang terakhir, Pena diundang ke Lapas Anak Bandung.
Sebenarnya, kata Pena, dari materi yang diunggah di Youtube itu, Pemerintah yang seharusnya mewujudkan konsepnya. "Karena pada prinsipnya, materi kami sudah bisa jadi inspirasi dan masyarakat bisa mengimplentasikan dalam kehidupan sehari-hari," jelas Pena yang berharap karyanya bisa disebarluskan oleh Pemerintah atau masyarakat yang peduli. "Silakan saja dibajak dan dipublikasikan."
Selain membuat video, Pena dkk juga membuat kaos yang dijual untuk umum agar konsep ini bisa menyebar lebih luas. "Ini juga jadi cara untuk membiayai aksi kami. Meski hasilnya belum seberapa dibanding biaya yang sudah kami keluarkan."
Kendati secara materi proyek ini masih merugi, namun Pena bangga karena tayangannya sudah dilihat puluhan ribu pengakses internet. "Nah, ke depan, kami juga akan membuat program untuk para guru, orangtua, dan masyarakat lain."
Ade Ryani, Sukirsna / bersambung