Saling Tuduh Selingkuh Berujung Kisruh (1)

By nova.id, Senin, 8 Agustus 2011 | 01:45 WIB
Saling Tuduh Selingkuh Berujung Kisruh 1 (nova.id)

Saling Tuduh Selingkuh Berujung Kisruh 1 (nova.id)
Saling Tuduh Selingkuh Berujung Kisruh 1 (nova.id)
Saling Tuduh Selingkuh Berujung Kisruh 1 (nova.id)

"Suasana di PN Semarang ketika kasus Antara Ani, Supriyanto, dan Tatik disidangkan (Foto: Rini Sulistyati) "

Tak Beri Nama Bayi

Rumah tangga yang dibina Supriyanto bersama Tatik sejak Januari 2004, kata Supriyanto, "Sudah tak harmonis. Baru tiga bulan menikah saja dia minta cerai. Alasannya, gaji saya tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dan perawatan dirinya. Sejak menikah, kami memang tak tinggal serumah. Dia dinas di Polda Jatim, saya di Jateng.

Bulan ke-4, papar Supriyanto, Tatik mengandung. "Waktu kandungannya tiga bulan, lagi-lagi dia minta cerai. Saya pun memohon ke atasan agar bisa bersatu di Jawa Tengah. Karena secara agama dan kedinasan, istri ikut suami. Permohonan dikabulkan, tapi dia menolak pindah. Dia bilang, sedang menjalin hubungan dengan mantan pacarnya yang dinas di Polda Jatim. Sampai dia melahirkan, saya tak menunggui dan tak memberi nama bayinya."

Tahun 2005, tambah Supriyanto, dirinya menempuh pendidikan di Mega Mendung, Bogor (Jabar). "Tatik ingin pisah sama saya. Keluarga memberi kesempatan agar kami menyelesaikan baik-baik. Ternyata 1-2 tahun enggak bisa. Dia malah berhubungan dengan pedagang mobil yang menurutnya bisa memberikan mobil."

Puncaknya, tahun 2007 ketika Tatik tertangkap basah oleh Ika di sebuah hotel di Lumajang. Supriyanto pun menggugat cerai Tatik. Namun hinga kini gugatan itu belum putus. (Seusai sidang di PN Semarang, Supri sempat bertemu dan berdekatan dengan anaknya yang selama ini diasuh Tatik. Farel, nama anak itu, tampak ingin mendekat kepada Supriyanto namun dilarang Tatik. Kemudian, penasihat hukum Tatik menarik tangan farel untuk didekatkan ke Supriyanto.)

Bagaimana perasaan Supriyanto ketika akhirnya bisa berdekatan dengan Farel? "Secara hukum, saya akui dia anak saya. Tapi secara biologis, entahlah. Karena saat kami berjauhan, Tatik juga jalan sama mantan kekasihnya. Waktu sidang di Surabaya, Tatik sering bawa anak itu. Tapi, bagaimana saya bisa memeluk anak itu, toh, tidak diizinkan ibunya? Tatik selalu bilang, ayah anaknya sudah mati. Makanya tadi waktu anak itu mendekat, saya tanya siapa ayahnya. Farel diam saja." tutur Supriyanto pelan.

Berurusan dengan hukum yang seolah tak berkesudahan ini membuat hidup Supriyanto menjadi sulit. "Bukan tak cukup lagi, gaji saya malah jadi kurang buat wara-wiri menghadiri sidang di Surabaya dan Semarang," tegas pria yang mengaku belum punya kekasih lagi. Seusai sidang, ia pun langsung kembali ke Kendari.

Rini, Gandhi / bersambung