Bersama lima sahabat, aku mencoba mengumpulkan modal, sampai akhirnya terkumpul Rp 340 juta. Teman-teman kujadikan investor. Langkah awal yang kulakukan, melobi pemilik rumah agar tanahnya bisa kami beli dengan cara mengangsur. Jalan makin mulus, lobiku berhasil. Kelak, dalam waktu 1,5 tahun aku dan kawan-kawan berhasil membayar lunas harga tanah senilai Rp 1,7 M itu.
Di lahan seluas 4,5 hektar, Elang Grup (nama Elang kupakai untuk nama usahaku) membangun sekitar 450-an unit rumah. Hanya ada dua tipe yakni tipe 22 (luas tanah 60 m2) dan 36 (luas tanah 72 meter2). Harganya terjangkau masyarakat kecil. DP-nya Rp 1.250 ribu dengan angsuran sebulan tak sampai seratus ribu selama 15 tahun.
Memang, sih, awalnya lokasi perumahan ini tidak bagus. Kata orang, tempat jin buang anak. Namun bagi masyarakat, rumah adalah kebutuhan. Mereka tetap mengejar sepanjang harganya terjangkau. Dengan bisnis ini, aku sekaligus membantu mewujudkan mimpi masyarakat. Terbukti, perumahan Elang Grup cepat diterima masyarakat. Hanya dalam waktu 1,5 tahun, unit pertama habis terjual.
Kini, sudah ada tiga tahap pengembangan. Aku sudah ambil 13 hektar tanah lagi. Lagi-lagi, unit perumahan baru ini juga mendapat respons hangat dari masyarakat. Sekarang, kawasan ini sudah bisa dijangkau angkutan umum, seiring dengan makin berkembangnya wilayah perumahan itu.