Elang Gumilang Pengusaha yang Tetap Sederhana (2)

By nova.id, Selasa, 12 Juli 2011 | 23:45 WIB
Elang Gumilang Pengusaha yang Tetap Sederhana 2 (nova.id)

Rasanya, perjalanan usahaku kian lancar. Banyak investor yang bersedia bergabung. Banyak tawaran membuat rumah untuk masyarakat kelas bawah di Sumatera dan Kalimantan. Namun, tawaran ini tidak kuambil. Aku masih ingin fokus di wilayah Bogor dan Sukabumi terlebih dulu.

Aku memang tak mau tergesa-gesa mengambil keputusan, seperti yang biasa dilakukan pengusaha muda. Aku mesti cermat berhitung, mengingat investasi usaha properti tidak kecil. Aku menyadari, birokrasi di masing-masing daerah juga tidak sama. Aku, kan, tidak akrab dengan daerah lain. Ketimbang ragu-ragu, lebih baik konsentrasi di lingkungan sendiri. Apalagi, di sini aku sudah kenal banyak orang.

Elang Gumilang Pengusaha yang Tetap Sederhana 2 (nova.id)
Elang Gumilang Pengusaha yang Tetap Sederhana 2 (nova.id)

"Bersama teman sekantor, Elang pun akhirnya berhasil meraih kesuksesan (Foto: Dok Pri) "

Tetap Sederhana

Banyak orang berkata, aku sudah meraih sukses. Apalagi, meski terlambat aku berhasil menyelesaikan pendidikanku tahun lalu. Lama sih, tujuh tahun kuliah, baru lulus. Di luar urusan pekerjaan, aku berbahagia berumah tangga dengan istriku dan dikaruniai seorang anak yang kuberi nama Ayas Gumilang.

Aku menikah tahun 2009 dengan Detri Sri Anggraini, teman sekampus. Lucunya, kami tak lewat proses pacaran. Aku langsung melamarnya. Alhamdulillah, dia menerima. Kini, kami berbagi tugas. Aku mengurus pekerjaan, dia fokus mendidik anak.

Satu hal lagi yang ingin kuceritakan, sampai sekarang aku masih tetap dengan pola hidupku yang sederhana. Sepatu cukup yang harganya Rp 250 ribu, jam tanganku juga tak tergolong mahal. Ketimbang makan di restoran, aku lebih suka makan di warung kaki lima. Ada orang yang setelah sukses, gaya hidupnya berubah. Aku tak mau begitu. Aku tak mau lupa daratan atau ibarat kacang lupa kulit.

Yang penting lagi, jangan sampai kehilangan harapan. Orang bisa hidup tanpa makan dan minum hingga beberapa hari, tapi begitu kehilangan harapan, semuanya akan runtuh. Dan, aku akan terus memelihara harapan, tentu tetap bersandar pada Kuasa Allah.

Henry Ismono