Pendopo Ageng Sasono Sewoko di Keraton Surakarta menjadi tempat berlangsungnya acara Tingalandakem Jumenengan ke-7 SISKS PB XIII Hangabehi. Acara yang dimulai sejak Senin (27/6) pagi ini diikuti para putra-putri raja, kerabat keraton, abdi dalem, pejabat, tamu undangan, dan masyarakat. Serangkaian kegiatan dilaksanakan agar tata cara dan upacara adat ini lebih memberikan makna, tidak saja sebagai salah satu simbol khasanah budaya Jawa.
Ketika upacara dilaksanakan, juga dipentaskan Tari Bedhoyo Ketawang selama 1,5 jam. Tarian itu melambangkan hubungan antara Raja Mataram dengan Kangjeng Ratu Kidul, penguasa laut selatan. Dengan diterangi lampu Robyong Kyai Remeng, Tari Bedhoyo Ketawang dipentaskan di hadapan raja dan tamu.
Saat tarian Jawa klasik ini dipentaskan, raja tampak kerap memperhatikan dan larut dalam keadaan sakral. Tamu undangan diharapkan juga demikian. Hal itu mempunyai makna, sampai di sini langkah manusia harus lebih waspada dan diusahakan dengan sabar menahan hawa nafsu. Sebab tempat itu adalah lokasi bersatunya rasa yaitu alam yang sunyi, kekal, dan tenang.