Sementara Puji Estirtanti (34), pemilik katering bayi Happy Mommy memiliki latar belakang berbeda ketika mendirikan usaha sampingan itu. Menurut ibu satu anak ini, ia memiliki pengalaman pribadi kesulitan memberikan makanan yang istimewa bagi anaknya. Tanti, sapaannya, dulu tinggal di Jakarta, dan setelah menikah ikut suami menetap di Surabaya. "Di Jakarta, katering bayi mudah didapat. Tapi, begitu saya pindah ke Surabaya, kesulitan mencarinya," ujar wanita yang bekerja sebagai staf HRD di perusahaan logistik alat berat.
Di tengah kesulitan, ia lalu iseng mencoba menjual tepung bahan makanan bayi. "Tapi, lagi-lagi teman-teman saya di Surabaya merasa kurang familiar. Sebaliknya, saya justru diminta membuatkan bubur dari tepung itu. Nah, dari situ saya langsung berpikir, sekalian saja saya membuat katering bayi," imbuh wanita yang bersuamikan seorang dokter. Sejak itulah, Tanti membuka usaha sambilan membuat bubur bayi hingga saat ini. "Sekarang, selain bisa memberikan makanan untuk anak sendiri, saya juga bisa menjualnya untuk orang lain."
Soal resep, karena Tanti merasa tak terlalu mengetahui persis cara membuat makanan bayi, kemudian belajar dari buku resep karya Wied Harry Ariadji, ahli food combining. "Sebenarnya, setiap ibu pasti bisa membuat makanan bayi. Cuma persoalannya, makanan bayi harus selalu fresh tapi dengan porsi yang kecil. Daripada repot, lebih baik pakai jasa katering saja. Harganya murah, sehat, dan tidak repot," papar sarjana psikologi yang tinggal di Deltasari Indah AA No. 08, Waru, Sidoarjo.
Sebagai sarana promosi, Tanti memasukkan nama usahanya ke milis yang diikutinya. Secara kebetulan, dirinya merupakan anggota Asosiai Ibu Menyusui Inddonesia (AIMI). Namun, Tanti mengakui, karena katering yang dikelolanya ini merupakan pekerjaan sampingan, maka ia tak bisa memiliki jumlah pelanggan terlalu banyak. Saat ini, ia memiliki pelanggan tak lebih dari 10 orang. "Sering dapat permintaan, tapi karena pengirimannya jauh, terpaksa kami tolak," kata ibu dari Schvarla Surya Suharto (16 bulan).
Tanti menyediakan berbagai menu, seperti bubur susu, bubur saring, tim nasi saring, juga kobinasi ikan salmon, daging ayam dan lainnya. Mengingat bayi masih sangat peka, ia harus berhati-hati dalam mencari bahan bakunya. Untuk ayam dan telur, ia sengaja menggunakan telur dan ayam kampung dengan tujuan menghindari alergi. Demikian pula untuk ikan salmon, ia gunakan yang benar-benar segar. "Ikan salmon, kan, ada makasa kadaluwarsanya," imbuh Tanti yang menjual satu porsi makanan bayi Rp 6.500.
Gandhi Wasono M