"Waktu itu, kan, rumah makan vegetarian hanya dinikmati beberapa komunitas tertentu saja, belum seramai seperti sekarang. Saya rasa saat ini vegetarian sudah menjadi menjadi kebutuhan semua lapisan masyarakat, tanpa mengenal identitas agama dan status," ungkapnya.
Perkembangan Karuna pun akhirnya menyesuaikan kebutuhan pasar dan selera konsumen, namun dengan tetap mempertahakan cara pengolahan lama yaitu tanpa penyedap, tanpa bawang dan tanpa minyak.
"Awalnya, kami cuma menyediakan beberapa menu saja. Tapi setelah mencoba beberapa menu lain, sekarang kami bisa bilang, hampir semua masakan bisa dibuat ala vegetarian. Meski tanpa menggunakan bahan aslinya, tapi memiliki rasa yang sama dengan aslinya," ujar Sheng ramah.
Shenag menggunakan bahan dasar pengganti daging atau ikan seperti gluten, rumput laut dan kedelai. Menurut Sheng yang banyak belajar dari berbagai referensi buku, bahan dasar ini dirasa memiliki kandungan gizi yang jauh lebih baik. "Saya melakukan trial and error dalam menciptakan menu baru. Sumbernya saya dapat dari banyak membaca buku-buku kesehatan dan resep. Ternyata, sebenarnya gampang saja, kok, mengolahnya kalau sudah tahu semua bahan pengganti dan bumbunya."
Harga makanan yang ditawarkan di Karuna mulai dari Rp 8 ribu hingga Rp 35 ribu per paket mulai untuk 1-2 orang atau 6-10 orang, sehingga bisa dipastikan harganya menjadi jauh sangat murah. "Harga memang relatif, tapi karena kami jual dengan sistem paket, jatuhnya jadi lebih murah. Soalnya untuk porsi yang besar bisa untuk lebih dari 5 hingga 10 orang. Rasanya pun tak kalah lezat dengan menu masakan lain. Bedanya, ini makanan sehat dan bisa dipastikan non kolesterol," katanya setengah berpromosi.
Karuna yang buka sejak pukul 08.00 hingga 21.00 WIB selalu dipadati pelanggan tetap maupun pelanggan baru yang ingin mencoba. "Kadang kami bikin promo harga murah atau paket menarik lainnya agar masyarakat semakin mau hidup sehat dengan makan menu vegetarian. Untuk paket sarapan, misalnya, ada nasi goreng plus telur Rp 10 ribu," ujar Sheng seraya menunjuk papan bertuliskan promo paket sarapannya.
"Ada kerupuk gendar vegan, mi rebus vegan, baso vegan, sampai cokies coklat vegan juga tersedia. Komplit, deh, pokoknya. Kami memang punya konsep, agar pengunjung juga mau mencoba membuat masakan vegetarian di rumah," papar pria berkacamata ini.
Di Semarang sendiri, menurutSheng, pelanggannya yang saat ini kerap memenuhi rumah makannya adalah anak-anak muda yang dikenal selalu update teknologi sehingga informasi mengenai menu vegetarian ataupun vegan (sama sekali tak mengonsumsi turunan sumber hewani seperti telur, mentega atau susu, Red.). "Banyak sekali anak muda yang justru lebih aware dengan menu vegetarian dan mulai memilih gaya hidup sehat. Mereka juga terlihat pro aktif, suka bertanya bahkan berdiskusi mengenai vegetarian dengan saya," katanya senang.
Pelanggan Karuna, lanjut Sheng, sebenarnya tak hanya berasal dari Semarang saja, melainkan dari beberapa kota lainhingga turis asing. "Agar pelanggan betah dan tak melewatkan makan di Karuna, tipsnya sederhana saja, kok. Kuncinya ada di pelayanan yang memuaskan dan kualitas masakan yang harus terus dijaga, walaupun harga bahan bakunya kadang-kadang fluktuatif. Yang penting tetap enak dan sehat saja," ujar Sheng berbagi rahasia suksesnya.
Swita A Hapsari / bersambung