Di antara keluarga korban yang kehilangan pasca kecelakaan perahu maut, adalah Martini (24) yang merasakan kepedihan paling mendalam. Ibu satu putra yang tinggal di Desa Padang ini terpaksa harus menambah tingkat kesabarannya karena hingga Kamis (5/5) belum mendapat kabar soal keberadaan suaminya, Ketut Arisanto (29), yang juga menumpang perahu nahas itu.
"Meski kemungkinannya dia masih hidup sangat tipis, tapi saya berharap ada mukjizat buat Mas Ketut," kata Martini sambil memgelus rambut putra tunggalnya, Marvio Rizki Alfioanto (2).
Dengan mata berkaca-kaca, wanita bertubuh semampai itu mengaku tak siap menerima kenyataan jika suaminya harus benar-benar tiada. Baginya, terlalu cepat untuk berpisah dengan pria yang sudah memberinya seorang anak. "Selain kami belum puas mengasuh anak, dia juga orangnya terlalu baik," ucap Martini.
Tentu saja, wanita berkulit hitam manis ini tak pernah menduga bila suaminya akan tewas dalam kecelakaan perahu di Bengawan Solo. Seperti biasa, pagi itu suaminya menuju tempat kerjanya di Surabaya. Ketut, sehari-hari bekerja sebagai staf marketing spare part motor. Tugasnya keliling ke seluruh daerah di Jatim, bahkan Jateng.