Tabrak Kayu Di Arus Deras, Perahu Pun Terempas (2)

By nova.id, Rabu, 11 Mei 2011 | 17:08 WIB
Tabrak Kayu Di Arus Deras Perahu Pun Terempas 2 (nova.id)

Tabrak Kayu Di Arus Deras Perahu Pun Terempas 2 (nova.id)
Tabrak Kayu Di Arus Deras Perahu Pun Terempas 2 (nova.id)

"Kenangan manis Martini dan Ketut saat berada di pelaminan."Kami belum puas mengasuh anak," ujar Martini (Foto: Dok Pri) "

"Saya Belum Siap Berpisah..."

Di antara keluarga korban yang kehilangan pasca kecelakaan perahu maut, adalah Martini (24) yang merasakan kepedihan paling mendalam. Ibu satu putra yang tinggal di Desa Padang ini terpaksa harus menambah tingkat kesabarannya karena hingga Kamis (5/5) belum mendapat kabar soal keberadaan suaminya, Ketut Arisanto (29), yang juga menumpang perahu nahas itu.

"Meski kemungkinannya dia masih hidup sangat tipis, tapi saya berharap ada mukjizat buat Mas Ketut," kata Martini sambil memgelus rambut putra tunggalnya, Marvio Rizki Alfioanto (2).

Dengan mata berkaca-kaca, wanita bertubuh semampai itu mengaku tak siap menerima kenyataan jika suaminya harus benar-benar tiada. Baginya, terlalu cepat untuk berpisah dengan pria yang sudah memberinya seorang anak. "Selain kami belum puas mengasuh anak, dia juga orangnya terlalu baik," ucap Martini.

Tentu saja, wanita berkulit hitam manis ini tak pernah menduga bila suaminya akan tewas dalam kecelakaan perahu di Bengawan Solo. Seperti biasa, pagi itu suaminya menuju tempat kerjanya di Surabaya. Ketut, sehari-hari bekerja sebagai staf marketing spare part motor. Tugasnya keliling ke seluruh daerah di Jatim, bahkan Jateng.

Karena sehari-hari kerja Ketut di jalanan, ia baru pulang ke desanya menemui istri dan anaknya sekitar dua minggu sekali. "Pulangnya enggak pernah lama, paling cuma tiga hari," kata Martini. Saat pulang kemarin, tak ada hal aneh yang Martini rasakan pada diri suaminya. Namun, selama tiga hari di rumah, ia melihat suaminya selalu sibuk bersih-bersih dan mengasuh anaknya. "Mas Ketut itu sangat sayang keluarga. Demi anak dan istri, dia selalu berusaha memenuhi kebutuhan kami," puji Martini yang sudah menikah selama 3,5 tahun dengan Ketut.

Pagi itu sebelum berangkat, imbuh Martini, suaminya menciumi anaknya yang masih terlelap tidur. Kemudian, Martini mengantarkan Ketut hingga lokasi tambangan pakai motor. Suaminya merupakan penumpang terakhir yang naik perahu. Begitu perahu berangkat, Martini bergegas mengendarai motornya pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, ia terkejut karena tiba-tiba warga kampung heboh, sebab ada informasi ada perahu tenggelam. Mendengar itu, ia bergegas kembali ke tambangan, di sana ia melihat banyak warga panik.

Semula ia berharap, suaminya berhasil meloloskan diri dan bisa menepi. Namun, kenyataannya sampai saat ini Martini belum juga menerima kabar soal suaminya. Ia menduga, suaminya yang diketahuinya bisa berenang agak kesulitan mengendalikan diri karena mengenakan pakaian berlapis-lapis sehingga sulit untuk bergerak.

Gandhi Wasono M