Maria Irene Susanto, kini lebih dikenal dengan nama Rinrin Marinka. Wajah cantiknya yang muncul seminggu sekali di acara Cooking Paradise di Trans 7 membuatnya dikenal sebagai celebrity chef, istilah yang belakangan naik daun.
Ketertarikan Marinka di dunia memasak sudah dimulai sejak ia masih kecil. Untuk mewujudkan cita-cita jadi koki profesional, ia masuk sekolah kuliner Le Cordon Blue, di Sydney, Australia selama satu 6 bulan, dengan speciality French Cuisinie & Patisserie.
Selama 8 tahun tinggal dan kuliah di jurusan lain di Sydney, Marinka beberapa kali magang di restoran. Sekembalinya ke Indonesia, pada 2005 ia membuka café Warung Telur Ceplok di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Sayang, warungnya hanya bertahan 1,5 tahun saja. Namun, keberuntungan Marinka tak turut terhenti. Tahun 2007, Jak TV mendaulatnya jadi host dan chef acara Sendok Garpu. "Awalnya aku enggak menyangka respons media sebagus ini," tutur Marinka merendah.
Karena memiliki latar belakang kuliner gaya Eropa dan Asia, Marinka mengaku paling suka gaya memasak Asian Fusion, campuran antara dua teknik memasak dua negara itu.
"Obsesi saya, suatu hari nanti ingin menciptakan modifikasi menu nusantara dan membawanya ke dunia internasional sebagai ciri khas Indonesia. Misalnya, hasil eksperimen saya, oncom bebek atau mi abon dengan kualitas rasa internasional," ungkapnya.
Selain sibuk bereksperimen, Marinka juga mengajar di Pantry Magic Cooking School, di Kemang. Jika ada waktu luang, Marinka juga sesekali mengajar di Ranch Market. "Secara personal, aku lebih suka dibilang seniman, bukan chef, apalagi sexy chef. Kalau orang lebih suka memanggil aku chef, ya, enggak apa-apa. Tapi, enggak usah ditambah sexy, ya! Nanti dikira ikutan orang lain," ujarnya sembari terbahak
Colorful & Centil
Selama ini, Marinka memang menganggap makanan sebagai seni. Oleh karena itu, sebagai seniman ia merasa harus mampu mengeskplorasi dalam membuat makanan menjadi lengkap. Artinya, secara visual dan rasa, semua bisa dinikmati.
"Aku bersyukur diberi anugerah bisa membuat masakan yang bercitarasa dan disukai banyak orang. Setiap kali selesai syuting, misalnya, pasti hasil masakanku habis dimakan para kru. Enak katanya," ujar wanita yang kini sudah menghasilkan sebuah buku berjudul Fantastic Cooking Bersama Chef Rinrin Marinka.
Dalam Cooking Paradise, Marinka juga didaulat memasak secara spontan. "Karena temanya travelling cooking, jadi kami on the spot saja. Dengan bahan dan alat terbatas, aku tetap harus bisa menghasilkan masakan sekelas restoran," tuturnya.
Konsep berbeda ini justru jadi tantangan yang membuat Marinka semakin terpacu menciptakan kreasi terbaiknya. Salah satu pengalaman yang mengesankannya ketika syuting program ini, sewaktu Marinka megunjungi Tangkahan, Medan. "Aku harus hiking dan main dengan gajah dulu sebelum masak. Waktu itu, aku memasak Cerutu Duren," ujarnya.
Chef dengan ciri khas kata "Voila" ini mengaku sudah memiliki banyak rencana. Salah satunya, membuat proyek dapur profesional yang bisa digunakannya untuk bereksperimen membuat aneka masakan fusion.
"Aku juga pengin memasukkan menu-menu khas Marinka di beberapa resort. Beberapa sudah ada yang tertarik," katanya. Marinka yang juga lulusan sekolah desain ini bercita-cita ingin menggabungkan dua keahliannya itu dalam industri makanan.
"Aku ingin punya brand Marinka, yang colorful dan centil," tegasnya.
Swita Amallia