Perjuangan Kiswanti Membangun Warabal

By nova.id, Jumat, 15 April 2011 | 17:06 WIB
Perjuangan Kiswanti Membangun Warabal (nova.id)

Perjuangan Kiswanti Membangun Warabal (nova.id)

"Mengayuh sepeda merah, setiap pagi dan sore Kiswanti membawa ratusan buku (Foto: Dok Pri) "

Sepeda Pintar

Setelah lingkungan sekitar kenal Warabal, Kiswanti mengajak anak-anak di kampung sekitar untuk semakin mengenal buku. Ia mendatangi langsung anak-anak itu dengan sepeda merahnya. "Sambil jualan jamu pakai sepeda, saya bawa banyak buku."

Tiap pagi dan sore Kiswanti keliling memperkenalkan Warabal. Ia berseloroh, "Ini sepeda pintar," cetusnya. Ungkapan ini ia sampaikan ketika ikut workshop yang diselenggarakan Komunitas 1001 Buku. "Saat itu, saya hanya sebagai peserta workshop. Dari situ, banyak wartawan yang meliput aktivitas saya."

Banyak warga kemudian bersimpati dengan aktivitasnya. Jaringan Kiswanti pun makin luas. Selanjutnya, ada donator yang menyumbang buku. "Saya juga dapat sumbangan buku dari Komunitas 1001 Buku."

Kiswanti senang ketika mendapat sumbangan sepeda motor dari Imam B. Prasodjo. Sepeda motor itu kini menggantikan sepeda merahnya. "Sekarang, saya sudah tidak keliling. Ada seorang relawan yang keluar-masuk kampung-kampung."

Kini, ia sudah ditemani 18 relawan. Bahkan, Kiswanti dan warga sekitar patungan membeli komputer pada 2005 seharga Rp 1,7 juta. Jadwal kegiatan di Warabal pun makin banyak, dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga pendidikan Al-Quran untuk anak SD. Ada pula les Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA.

Raih Penghargaan

Kini, Warabal punya anggota aktif mencapai 1.700 orang. "Kalau anggota tidak aktif, sih, jumlahnya puluhan ribu orang." Aktivitas Kiswanti pun makin padat. Ia sering diundang ke berbagai forum, termasuk ke Filipina untuk berbagi pengalaman. Kiswanti juga bangga karena pada 2008 menerima penghargaan Nugra Jasa Darma Pustakaloka dari Perpustakaan Nasional. Salah satu hadiahnya adalah buku-buku. "Sekarang, Warabal punya koleksi sekitar 7 ribu buku," katanya bangga.

Yang lebih membahagiakan lagi, kini Warabal dapat bantuan dari YAD (Yayasan Arsari Djojohadikusumo) untuk membuat perpustakaan. "Saya juga dapat donator dari Yayasan Wadah. Mereka membuatkan bangunan dua lantai di sebelah rumah, yang sekarang dalam proses pembangunan."

Kiswanti merancang bangunan itu untuk berbagai aktivitas. Lantai dua untuk perpustakaan, lantai satu untuk gedung serba guna. Lahan yang masih kosong, "Rencananya, akan saya tanami tanaman obat. Gedung ini nanti akan dikelola warga," kata Kiswanti yang bahagia dengan segala kesederhanaannya. "Langkah saya bisa berarti buat orang lain."

 Henry Ismono