"Mengingat yang saya berikan itu 100 persen herbal, pasien harus rutin mengonsumsinya kalau ingin sembuh," ujar pria paruh baya yang masih terlihat bugar.
Yang menarik, racikan jamu yang diberikan kepada para pasiennya berasal dari kebun toga miliknya sendiri. Sebanyak 3.050 tanaman obat, 850 di antaranya sudah diteliti khasiatnya, tertanam rapi di atas tanah seluas 11,5 hektar. Sebagian ditanam di depan rumah, sebagian lainnya di sebelah rumahnya.
"Karena jenis tanaman yang saya miliki dianggap cukup banyak, saya mendapat penghargaan dari seorang peneliti dari Amerika," kata Isnandar bangga.
Hikmah Musibah
Asal muasal bapak lima anak ini bisa memiliki kebun toga yang sangat luas dengan ribuan jenis tanaman obat, sebenarnya cukup panjang. Semasa dirinya masih berdinas di kesatuan TNI-AD di Bandung pada era 80-an, anak pertamanya mengidap sakit asma akut. Sudah berbagai dokter dikunjungi dan berbagai pengobatan dilakukan, tapi si anak tak sembuh juga.
Setengah putus asa, ia mencoba melakukan pengobatan herbal dengan bahan-bahan yang ada di sekitar rumah. Ilmu meracik tanaman obat didapatnya dari Murtolo, sang kakek yang di Mojokerto merupakan seorang ahli pembuat jamu yang cukup terkenal. Dengan telaten ia membuat ramuan rempah-rempah, untuk direbus kemudian diminum anaknya setiap hari.
"Setelah minum jamu setiap hari, lama-kelamaan asma anak saya sembuh total," kata Isnandar. Sejak itu ia mulai percaya khasiat jamu tradisional.
Setelah pensiun dari tentara, ia semakin getol mencari berbagai aneka tanaman yang bisa dijadikan bahan jamu. Ia pun membeli tanah di dekat rumahnya, sedikit demi sedikit hingga terkumpul menjadi 11,5 hektar luasnya. Untuk mengisi petak tanah itu dengan tanaman obat langka, ia berburu hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
Saat ini, Isnandar dikenal luas sebagai terapis herbal yang handal. "Pasien saya sudah tersebar dari berbagai pelosok tanah air," katanya. Saat ini, Isnandar bahkan telah menjalin kerjasama dengan fakultas farmasi dari 42 perguruan tinggi di Indonesia. Oleh Isnandar yang sempat kuliah di Fakultas Teknik Sipil di Bandung, para mahasiswa diberi akses seluas-luasnya untuk melakukan penelitian di kebun miliknya.
Mudah & Murah
Menurut Isnandar, obat herbal sangat penting dikembangkan. Salah satu alasannya karena faktor ekonomis. "Siapa sangka bunga bougenvile, tanaman lidah mertua, bunga kemuning yang ada di halaman kita bisa digunakan untuk obat yang sangat manjur," papar Isnandar yang di kebun toganya sudah pernah dijadikan penelitian ahli farmasi dari Jepang dan Amerika.
Untuk merangsang masyarakat agar gemar berkebun toga, Isnandar sering mengadakan lomba dan memberi penghargaan kepada komunitas atau perorangan yang dianggap memiliki kebun toga terbaik.
Gandhi Wasono M.