Untuk mendapatkan sayuran atau buah yang bagus, Fajar bisa memburunya di lima tempat sekaligus dalam sehari. Untuk ikan segar, misalnya, Fajar membeli dalam empat ukuran, yaitu kecil, sedang, agak besar, dan besar. "Yang paling susah mengerjakan bahan segar, seperti ikan. Sebab, tidak fotogenik dan di pasar sudah dibanting-banting penjual. Supaya ikan terlihat "tersenyum", harus diakali dengan tusuk gigi."
Untuk mengangkut semua perlengkapan itu, Fajar butuh dua hari. Sehari sebelum hari H, properti dikirim ke lokasi pemotretan. Bahan segar dikirim pada hari H. "Sebelum produksi, ada pre production. Pada tahap ini, art director, fotografer, dan food stylist mendiskusikan persiapannya. Persiapan harus 95 persen di tangan sebelum hari pemotretan," urainya. Lantaran rumit inilah, ia menolak permintaan dadakan.
"Minimal seminggu sebelum pemotretan," tandas perempuan yang belajar menjadi food stylist secara otodidak.
Fajar mengawali kariernya dengan menjadi redaktur boga sebuah majalah wanita tahun 1993. Sekitar 1-2 tahun kemudian, ia memberanikan diri menerima tawaran untuk iklan dari produsen minyak, es krim, penyedap rasa, dan sebagainya. Kini, ia lebih banyak mengerjakan pemotretan untuk iklan media cetak, buku resep, serta menulis buku sendiri.
Hasuna Daylailatu / bersambung