Berbarengan dengan wafatnya Mbah Maridjan, lagu campursari berjudul Mbah Maridjan pun ikutan laris. Di sejumlah toko kaset di Yogyakarta, lagu yang dinyanyikan dan diciptakan Cak Diqin itu langsung ludes. Padahal, lagu itu diciptakan penyanyi asal Solo itu tahun 2006, pasca letusan Merapi di tahun itu. "Inspirasinya karena saya tertarik dengan sosok Mbah Maridjan yang bersahaja, ramah terhadap lingkungan, dan enak diajak bicara apa saja," ujar Cak Diqin.
Cak Diqin cukup mengenal Mbah Maridjan. Beberapa kali ia sengaja naik ke Merapi untuk menemui Mbah Maridjan di Dukuh Kinahrejo, yang kini sudah terisolir. "Kangen juga sama Mbah Maridjan. Di rumahnya waktu itu, saya bisa berlama-lama," kenangnya.
Saking kagumnya, bersama teman-temannya Cak Diqin pernah menjuluki Mbah Maridjan sebagai Presiden Gunung Merapi, "Namun Mbah Maridjan menanggapinya dengan senyum-senyum saja. Ia malah bilang, 'Aku semelekete saja', lalu gojekan (bercanda) ala dia. Dia memang rendah hati walaupun banyak yang mengidolakannya."
Mbah Maridjan pun oke-oke saja ketika Cak Diqin mengajaknya membintangi video klip. "Di klip itu Mbah memerankan dirinya sendiri. Dia senang dan syuting klip itu berjalan lancar," kenang Cak Diqin lagi.