Setelah Si Mbah Tiada (2)

By nova.id, Selasa, 2 November 2010 | 17:01 WIB
Setelah Si Mbah Tiada 2 (nova.id)

Setelah Si Mbah Tiada 2 (nova.id)
Setelah Si Mbah Tiada 2 (nova.id)

"Foto: Daniel Supriyono "

LARIS MANIS PRESIDEN GUNUNG MERAPI

Berbarengan dengan wafatnya Mbah Maridjan, lagu campursari berjudul Mbah Maridjan pun ikutan laris. Di sejumlah toko kaset di Yogyakarta, lagu yang dinyanyikan dan diciptakan Cak Diqin itu langsung ludes. Padahal, lagu itu diciptakan penyanyi asal Solo itu tahun 2006, pasca letusan Merapi di tahun itu. "Inspirasinya karena saya tertarik dengan sosok Mbah Maridjan yang bersahaja, ramah terhadap lingkungan, dan enak diajak bicara apa saja," ujar Cak Diqin.

 Cak Diqin cukup mengenal Mbah Maridjan. Beberapa kali ia sengaja naik ke Merapi untuk menemui Mbah Maridjan di Dukuh Kinahrejo, yang kini sudah terisolir. "Kangen juga sama Mbah Maridjan. Di rumahnya waktu itu, saya bisa berlama-lama," kenangnya.

Saking kagumnya, bersama teman-temannya Cak Diqin pernah menjuluki Mbah Maridjan sebagai Presiden Gunung Merapi, "Namun Mbah Maridjan menanggapinya dengan senyum-senyum saja. Ia malah bilang, 'Aku semelekete saja', lalu gojekan (bercanda) ala dia. Dia memang rendah hati walaupun banyak yang mengidolakannya."

Mbah Maridjan pun oke-oke saja ketika Cak Diqin mengajaknya membintangi video klip. "Di klip itu Mbah memerankan dirinya sendiri. Dia senang dan syuting klip itu berjalan lancar," kenang Cak Diqin lagi.

Tentu saja Cak Diqin sedih dengan kepergian Mbah Maridjan. Terlebih ketika datang melayat, orang dekat si Mbah mengatakan, Mbah Maridjan sempat menanyakan Cak Diqin sebelum kepergiannya. "Saya jadi terharu. Kira-kira tiga hari sebelum Mbah meninggal, dia ngerasanin (membicarakan) saya. Mbah tanya, kenapa saya sudah lama enggak naik (datang ke rumah Mbah Maridjan, Red.)," ucap Cak Diqin yang ikut mempersiapkan pemakaman Mbah Maridjan.

Mengomentari lagu Mbah Marijan yang laris manis, Cak Diqin mengaku senang. "Alhamdulillah. Tadi produser saya bilang akan menggandakan lagi lagu dan albumnya."

 TERSERAH SINUWUN 

Sejak Merapi "batuk-batuk" GKR Hemas sibuk mengunjungi barak-barak pengungsi. Seperti yang dilakukan Kamis (28/10) silam, sebelum mengunjungi barak pengungsi, pagi itu Ratu Hemas mengecek kesiapan para sukarelawan di Posko Bencana Pakem. Usai berbincang dengan para relawan, anggota DPD ini menjawab pertanyaan soal Mbah Maridjan.

 "Sebelumnya saya mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada para korban, termasuk Mbah Maridjan. Mudah-mudahan keluarga diberi ketabahan," kata Hemas yang menilai bencana ini sebagai sebuah kejadian alami. Ia amat berharap, bencana ini disikapi dengan kesabaran. "Setelah bencana ini, lereng Merapi akan subur kembali. Yang penting, masyarakat harus sabar menghadapi bencana ini."

 Ditanya lebih jauh soal penunjukkan juru kunci Merapi dan Mbah Maridjan, wanita berkacamata ini hanya tersenyum dan menilai, Mbah Maridjan sudah melakukan tugasnya. Soal siapa yang bakal menggantikan setelah juru kunci itu tewas, Hemas hanya angkat bahu. "Itu terserah Sinuwun (HB X, Red.)," ujarnya singkat dan bergegas memasuki mobilnya.

Nove, Ester, Krisna, Tarmizi, Antie