Wisata di Garut Berujung Maut (1)

By nova.id, Selasa, 8 Juni 2010 | 17:09 WIB
Wisata di Garut Berujung Maut 1 (nova.id)

Terpanggil rasa kemanusiaan, Dedi turun dari mobil lalu berlari ke arah mobil Carry. Ia menolong penumpang Carry sebisanya. "Yang masih selamat saya suruh keluar dari mobil. Saat itu suasana gelap dan sepi. Setelah penumpang Carry keluar, saya lihat ke belakang, ternyata ada mobil sedan yang terjepit kontainer. Saya tidak tahu berapa penumpang mobil sedan. Saya cari-cari mobil yang dikemudikan Kak Cheppy tapi enggak kelihatan. Saya pikir mobil sudah jalan duluan."

Tabrakan maut itu segera mengundang warga setempat keluar rumah dan memberi pertolongan kepada para korban. "Setelah banyak warga yang menolong, saya meneruskan perjalanan. Di tengah jalan, kami berhenti sejenak di warung minum, sekalian menunggu mobil Kijang. Saya berusaha menelepon Teteh Yuli dan yang lain. Ada nada sambung tapi tidak diangkat. Saya pikir mereka tertidur di mobil. Dua kali telepon masih belum nyambung. Kami pun pulang ke Lembang. Pikir kami mungkin sudah meluncur duluan."

Ternyata dugaan Dedi meleset. Setiba di rumah, tak ada mobil Kijang, apalagi penumpangnya. Kegelisahan mulai melanda Dedi dan Iis ketika mobil yang dikemudikan Cheppy tak kunjung tiba di rumah. Beberapa nomor ponsel yang dibawa keluarganya pun saat dihubungi ada nada sambung tetapi tidak diangkat. "Saya telepon polisi, ternyata mobil Kijang itu turut tergencet kontainer. Posisinya di depan mobil sedan. Pertama kali saya tanyakan nama Cheppy, polisi tidak mengerti, sebab STNK mobil atas nama Teteh Yuni."

Yang disesalkan Dedi tiada henti, "Malam itu saya sibuk menolong korban lain sementara saya tidak tahu keluarga sendiri juga jadi korban. Gara-gara tidak melihat mobil Kijang, saya tidak menolong mereka. Mungkin akibat gelap, sehingga posisi mobil Kijang berada di bawah kontainer tidak bisa kami lihat."

RINI SULISTYATI / bersambung