Ida Antasari: "Yang Waras Mengalah Dulu"

By nova.id, Rabu, 27 Januari 2010 | 17:07 WIB
Ida Antasari Yang Waras Mengalah Dulu (nova.id)

Ida Antasari Yang Waras Mengalah Dulu (nova.id)

"Ida Antasari (Foto: Eng Naftali) "

Hukuman mati. Itulah tuntutan jaksa untuk Antasari Azhar, mantan Ketua KPK yang disangka membunuh Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nazruddin. ­Istri Antasari, Ida, mengaku tak terlalu terkejut karena sudah menduga suaminya bakal dituntut maksimal. Toh, Ida tetap menunggu mukjizat. Bagaimana pula ­komentar Rani, istri muda Nazruddin?

Bagaimana kabarnya, Bu?

Alhamdulillah, baik. Berat badan saya juga naik, nih. Enggak banyak, sih, tapi adalah, sekilo-sekilo saja. Berat badan Bapak (Antasari.Red) juga naik 3 kilogram.

Apa berarti Bapak senang berada di penjara?

Kalau senang, sih, enggak. Tapi berusaha untuk menikmati. Kalau enggak begitu, nanti malah stres.

Bagaimana kondisi suami setelah dituntut hukuman mati?

Tetap tenang, seperti yang kalian lihat juga di media.

Kalau Ibu? Sedih, tidak?

Sedih? Enggak, ya. Saya justru sedih lihat jaksanya yang kayak orang enggak waras. Masa tanpa memiliki bukti kuat, mereka bisa kasih tuntutan seperti itu. Ya, kami yang waras mengalah saja dulu. Sebagai warga negara, Bapak, kan, masih punya hak untuk mengajukan banding. Kita lihat saja nanti. Aneh saja. Seperti yang saya katakan tadi, mereka tidak punya bukti kuat tapi menuntut. Semua bukti yang hakim minta, yang menunjukkan Bapak sebagai tersangka, tidak bisa mereka berikan. Pun kalau ada, itu bisa dipatahkan oleh penasihat hukum.

Tapi, kalau pada akhirnya pengadilan tetap memberikan hukuman mati kepada Bapak, keluarga sudah siap?

Wah, pasti enggak begitu, ya. Sebelum kasus pembunuhan (Nazruddin) terkuak, dari awal Bapak memang sudah ditarget untuk dibunuh. Jadi, kalau sekarang kondisinya (diadili) seperti ini, kami tinggal tunggu mukjizat saja. Lagipula, masyarakat juga, kan, mengikuti dan bisa menilai seperti apa proses pengadilan ini berjalan. Kami masih optimis Bapak bisa menang di pengadilan.