Buntut Kasus Balon Promosi Meledak (1)

By nova.id, Senin, 14 Juni 2010 | 02:49 WIB
Buntut Kasus Balon Promosi Meledak 1 (nova.id)

Buntut Kasus Balon Promosi Meledak 1 (nova.id)
Buntut Kasus Balon Promosi Meledak 1 (nova.id)
Buntut Kasus Balon Promosi Meledak 1 (nova.id)

"Foto: Romy Palar "

Belum Ikhlas

Asal tahu saja, dua hari pasca kejadian balon meledak, saat masih tak berdaya di rumah sakit pihak Fireworks sudah menyodori surat pernyataan. Intinya, aku tidak melapor ke polisi tentang kelalaian mereka. Mana mungkin aku mau tanda tangan? Saat itu kondisi kedua tangan dan kakiku diperban. Wajahku pun luka bakar. Mataku masih pedih. Aku amat syok dan uring-uringan terus tiap kali melihat luka bakar permanen yang kuderita. Lagipula, isi pernyataan itu, kan, fatal sekali buatku?

Dari 37 korban luka bakar, 36 di antaranya sudah menandatangani surat pernyataan. Hanya aku yang hingga hari ini belum bersedia menandatangani surat pernyataan itu. Itu sebabnya, setiap kali aku minta biaya pengobatan, mereka selalu menekan agar aku segera menandatangani surat pernyataan itu. Buntutnya, pengobatan bulan Mei sudah tidak dibiayai.

Terakhir, 13 Mei 2010 lalu, Sari meneleponku. Dia bilang akan dilaporkan ke polisi jika tidak segera menandatangani surat pernyataan itu. Kutanya, siapa yang akan melaporkan dirinya ke kantor polisi? Dia tidak memberi jawaban. Nah, karena dia terus menekanku, lama-lama aku merasa tidak nyaman. Oleh sebab itu aku minta bantuan hukum ke pengacara Henry Sirait, SH.

Sejak awal, aku memang berniat melaporkan kelalaian Fireworks ke polisi. Tetapi aku menunggu pernyataan dokter bahwa aku sudah sembuh. Nah, saat itulah aku hendak melihat sampai seberapa jauh tingkat cacat tubuhku. Sebelum tertimpa musibah, aku telah membintangi lebih dari 11 sinetron. Kebanyakan peranku sebagai pemeran pembantu. Sinetronku antara lain, Azizah, Cinta Bunga, Zahra, Mini Punya Mimpi. Selain itu, aku juga membintangi sejumlah iklan produk rumah tangga. Ada kecap, sirup, bumbu penyedap, dan mobil. Lumayanlah, mengingat aku baru terjun ke dunia hiburan sekitar satu tahun.

Andai tidak kena musibah ini, hari berikutnya, pada saat itu, aku akan kasting untuk iklan. Tetapi gara-gara kulitku terbakar, kesempatan emas itu hilang. Untuk bisa menerima keadaan ini perlu beberapa bulan merenung. Butuh spirit dari suami, anak, dan saudara-saudaraku. Setiap kali melihat tayangan iklan, aku menangis. Aku merasa tidak seharusnya seperti sekarang ini. Oleh karena itu, aku tidak mau lagi melihat teve. Tidak melihat iklan, juga sinetron. Aku memang belum ikhlas 100 persen.

RINI SULISTYATI / bersambung