Aira Pergi, Dokter Dilaporkan ke Polisi (1)

By nova.id, Senin, 10 Mei 2010 | 01:54 WIB
Aira Pergi Dokter Dilaporkan ke Polisi 1 (nova.id)

Aira Pergi Dokter Dilaporkan ke Polisi 1 (nova.id)
Aira Pergi Dokter Dilaporkan ke Polisi 1 (nova.id)

"Beginilah kondisi Aira ketika dirawat ruang NICU di dalam inkubator (Foto: Rini.S) "

Harus Caesar

Ternyata setelah tiga hari istirahat di rumah, Jumat, 18 September nyaris tengah malam aku mengalami kontraksi lagi. Kali ini lebih hebat. Aku kembali ke RS. Dokter memutuskan bayiku harus dikeluarkan dengan cara operasi, saat itu juga. Menjalani operasi caesar saat usia kehamilanku baru tujuh bulan, tak pernah kubayangkan sebelumnya. Malam itu, kupikir dokter hanya memberi obat untuk meredakan kontraksi saja. Tapi karena dokter memutuskan seperti itu, aku menurut saja. Operasi pun dilakukan Sabtu, 19 September sekitar jam 05.00.

Selama dioperasi, aku hanya minta bius lokal agar bisa melihat bayiku lahir dan mendengar tangisnya. Benar saja, aku bahagia bisa mendengar suara bayi saat diangkat dari rahimku. Kira-kira sepuluh detik kemudian terdengar suara bayi kedua, meski hanya "ngek" saja.

Kuberi nama si kembar Aira Fitri Tandiansah dan Anisa Fitri Tandiansah. Aku tidak tahu bayi yang mana yang lebih dulu lahir. Yang jelas, setelah ditimbang, Aira hanya berbobot 975 gram dan Anisa 1.015 gram. Berhubung si kembar lahir prematur, keduanya dimasukkan ke dalam boks inkubator yang berbeda dan disimpan di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit, ruangan ICU khusus bayi yang baru lahir, Red.).

Tiga hari setelah persalinan, aku diizinkan pulang, tetapi dua bayiku tetap berada di RS. Sebelum pulang, aku sempat masuk ruang NICU untuk melihat kedua anakku. Rasanya miris lantaran banyak selang di tubuh mereka. Hari berikutnya, aku sempat memenuhi panggilan RS untuk mengantarkan ASI.