Tika Bravani Merasa Miliki Wajah Klasik

By nova.id, Jumat, 10 Januari 2014 | 03:01 WIB
Tika Bravani Merasa Miliki Wajah Klasik (nova.id)

Tika Bravani Merasa Miliki Wajah Klasik (nova.id)

"Foto: Daniel Supriyono / NOVA "

Perannya di film atau sinetron bisa dihitung dengan jari. Kendati demikian, tokoh-tokoh yang dimainkan Tika Bravani cukup bergengsi. Bisa jadi ia kini menjadi salah satu aktris baru yang patut diperhitungkan.

Pemilik nama lengkap Ratu Tika Bravani (23) ini terjun ke dunia seni peran tanpa sengaja. Suatu ketika di tahun 2010, Tika diajak Senandung Nacita (pembaca berita SCTV yang juga anak aktor Deddy Mizwar) mengikuti casting film Alangkah Lucunya Negeri Ini (ALNI) yang disutradarai oleh Deddy Mizwar. Kebetulan Tika dan Nacita satu angkatan di ajang Abang None Jakarta 2009. "Nacita tahu aku suka teater. Sewaktu unjuk bakat di Abang None, aku sempat pentas monolog," cerita Tika yang menekuni teater sebatas ekskul semasa di SMP dan SMU.

Tika tak menyangka pada akhirnya ia lolos casting dan mendapat peran Pipit di film ALNI. Peran perdananya ini amat disyukurinya, meski sambil merendah Tika mengatakan, faktor keberuntungan telah menaunginya. "Kayaknya terpepet, deh. Aku dapat peran itu seminggu sebelum reading. Aku lihat dari foto-foto kandidatnya, pemeran Pipit itu sudah sebelas kali ganti, aku yang terakhir," ungkap Tika.

Saat persiapan syuting, Tika pun mendapati lawan main dan kru ALNI adalah orang-orang yang disegani di industri film Tanah Air. Seperti Reza Rahadian, Slamet Rahadjo, Tio Pakusadewo, dan cameraman Yudi Datau. "Saat reading satu meja dengan mereka, aku melihat semuanya hebat. Aku merasa kecil banget di situ," kisah Tika. Terus terang Tika mengaku grogi dan bingung. "Sistem kerja di film dengan teater berbeda. Di film emosinya terpotong-potong, karena kadang syuting melompat ke bagian ending-nya dulu. Untungnya Om Deddy ngajarin banget bagaimana mengelola emosi," ucap Tika.

Pilihan mengajak Tika terlibat di ALNI memang tak salah. Buktinya, di ajang Festival Film Indonesia 2010 Tika masuk nominasi Pemeran Utama wanita Terbaik. Sesuatu yang membanggakan bagi seorang pendatang baru seperti Tika. Dampak dari keberhasilan itu, Tika mulai ditawari sejumlah peran.

Namun Tika tak bisa memenuhi semuanya, lantaran prioritas utama Tika kala itu masih menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Paling, sesekali ia bermain untuk FTV yang dianggapnya tak terlalu menyita banyak waktu. Walaupun demikian, lewat FTV Pahala Terindah Tika berhasil menyabet Piala Vidia untuk kategori Pemeran Pembantu Wanita Terbaik FFI 2012.

Doa yang Terjawab

Pada Agustus lalu akhirnya TIka lulus jadi sarjana. Seiring makin longgarnya urusan kuliah, kiprah Tika di dunia akting menggeliat lagi. Dua film baru saja dilakoninya, Make Money dan Soekarno. Tika juga menjadi pemeran utama di sinetron Bidadari Bidadari Surga (BBS) yang tayang setiap hari di SCTV.

Terpilihnya Tika sebagai Fatmawati di Soekarno bisa menjadi unjuk kualitas baginya sebagai aktris. Tika mengibaratkan seperti pegolf yang melakukan hole in one saat didapuk sebagai tokoh Fatmawati di film yang dibesut sutradara Hanung Bramantyo itu. "Ya, ampun, senang banget. Pas dapat peran Fatmawati, kayak pegolf sekali pukul langsung masuk lubang," ucapnya sumringah.

Bagaimana tidak, proses untuk mendapatkan peran Fatmawati dinilai Tika cukup lama dan merepotkan. "Kira-kira hampir setahun prosesnya, dari pertama kali dikabari, casting, screen test," katanya lagi. Untuk mendapatkan kecocokan tokoh Fatmawati dengan sosok Soekarno, beberapa kali Tika harus memakai kebaya ala Fatmawati dan melakukan screen test dengan sejumlah kandidat Soekarno. "Kami dicocokkan di kamera. Suasananya pun diciptakan seperti di rumah Soekarno. Tapi aku enggak tahu kandidat Fatmawati yang lain siapa saja."

Dalam proses tes itu, tantangan terberat bagi Tika muncul dari diri sendiri. "Aku enggak mau berharap banget dapat peran ini sebetulnya, takutnya nanti malah kecewa. Lantas grogi. Makanya, saat itu aku cuek saja, yang penting enjoy," cerita Tika. Namun, dengan akting tanpa beban, Tika justru terpilih.

Di samping itu, Tika senang bisa bekerjasama dengan Hanung. "Aku senang melihat film Sang Pencerah yang disutradarainya. Pas nonton aku membatin, kapan, ya, bisa main di film biopic yang kolosal dan ber-setting zaman dulu. Soalnya aku merasa mukaku pas untuk wanita zaman dulu. Klasik. Akhirnya, doa itu terjawab tiga tahun kemudian," paparnya sambil tersenyum.