Tika Bravani Merasa Miliki Wajah Klasik

By nova.id, Jumat, 10 Januari 2014 | 03:01 WIB
Tika Bravani Merasa Miliki Wajah Klasik (nova.id)

 Untuk mendalami peran Fatmawati, Tika banyak belajar dari autobiografi Fatmawati dan bertukar pikiran dengan Hanung. Tika mendapati, Fatmawati adalah sosok perempuan desa yang tak sengaja masuk ke lingkaran politik, karena tak sengaja pula mengenal Soekarno. Dari situasi itu, Tika mendeskripsikan Fatmawati sebagai wanita polos dan tanpa beban menjadi tegas namun luwes.

Saat syuting yang paling berkesan bagi Tika, ketika pembacaan Proklamasi oleh Seokarno. Sepanjang syuting itu Tika merinding terus. "Seperti yang aku baca di buku sejarah, syuting itu dimuat mirip sekali. Fotonya (proklamasi di rumah di jalan Pegangsaan) dibikin persis dengan yang terlihat di kamera. Sampai letak kerudung Fatmawati pun dibuat serupa. Rumah tiruan di Pegangsaan juga dibuat persis satu banding satu," cerita Tika lagi. Sambil berseloroh Tika mengatakan, ia mungkin merinding terus karena para arwah saksi proklamasi itu hadir di lokasi syuting.

Namun Tika tak berani berekspetasi dari perannya sebagai Fatmawati. Ia cuma berharap, film Seokarno punya pengaruh baik untuk generasi muda.

Tika Bravani Merasa Miliki Wajah Klasik (nova.id)

"Menerima peran sebagai Fatmawati di Film Soekarno, diakui Tika tak mudah, Ia harus melalui sejumlah proses tes sebelum akhirnya terpilih. (Foto: YOGO / Dok NOVA) "

Kontrak Eksklusif

Menyoal BBS yang kini menjadi salah satu unggulan sinetron SCTV, ini adalah sinetron stripping pertama bagi Tika. Sebelumnya, Tika pernah "berikrar" tak mau bermain sinetron kejar tayang. Namun pada akhirnya ia mau juga. Salah satu penyebabnya, lantaran tokoh Laisa yang diperankannya ia sukai sejak ia membaca novel (karya Tere Liye) dan menyaksikan filmnya (dimainkan oleh Nirina Zubir dan Nadine Chandrawinata).

"Aku suka tokoh Laisa yang pekerja keras dan pembela keluarga. Meski ke sininya jalan ceritanya jadi cinta-cintaan," ujar Tika yang demi menjadi Laisa rela menjadi jelek, kulit dihitamkan dan berambut keriting. Di samping suka Laisa, alasan Tika lainnya kini ia sudah tak kuliah dan mulai berorientasi pada uang. "Aku enggak munafik. Apa, sih, yang tidak lebih membahagiakan dengan melakukan yang kita senangi dan dibayar? Meskipun aku anggap ini sebagai hobi, bukan karier," aku Tika yang juga berterus terang butuh uang untuk mengobati mamanya yang menderita kanker.

Sayangnya, lantaran sudah terikat komitmen dengan BBS, Tika tak bisa menerima tawaran film lain yang datang. "Di BBS porsiku cukup banyak dan aku tak mau merusak kepercayaan yang sudah diberikan," kata Tika yang tak tahu kapan BBS akan usai, selama rating-nya bagus. "Kontrakku ditambah terus. Disyukuri saja apa yang ada."

Bicara ke depan, Tika kelak ingin mengaplikasikan pendidikannya dengan berbisnis. "Lama-lama, akting digabungkan dengan cari uang kadang jadi suka bertentangan dengan kepuasan batin," kilahnya. Obsesinya di dunia akting pun diakuinya tak ada. "Have fun saja. Enggak muluk-muluk, untuk cari pengalaman dan meluapkan emosi," tutup Tika.

 Ahmad Tarmizi