Benda Ini Yang Menyelamatkan Dul Saat Kecelakaan

By nova.id, Selasa, 10 September 2013 | 02:30 WIB
Benda Ini Yang Menyelamatkan Dul Saat Kecelakaan (nova.id)

Benda Ini Yang Menyelamatkan Dul Saat Kecelakaan (nova.id)

"Dul (dok. pri) "

Putra bungsu musisi Ahmad Dhani, Ahmad Abdul Qodir Jaelan alias Dul (13), lolos dari maut tragedi kecelakaan beruntun di Tol Jagorawi KM 8 pukul 00.45 WIB, Minggu (8/9), berkat airbag.

Dul yang mengalami patah tulang kaki, rusuk dan tulang panggul, diyakini tewas bersama enam orang lainnya yang terlibat kecelakaan maut ini, apabila airbag sedan Lancer Evo yang dikendarainya tak mengembang. "Kalau tak ada airbag sudah selesai itu," tutur Kanit Laka Polres Jakarta Timur, AKP Agung B Leksono di Mapolres Jakarta Timur, Senin (9/9).

Agung mengungkapkan, sabuk pengaman dan airbag mobil 2.000 cc yang dikemudikan Dul berfungsi, sehingga saat benturan terjadi sabuk pengaman langsung mengencang, sekaligus menyelamatkan Dul dalam mobil yang mengalami rusak berat itu.

"Waktu evakuasi lumayan susah, karena Dul dan temannya kan tersangkut di mobil," jelasnya. Ketika melanting melewati rail guard, kecepatan mobil Dul diperkirakan mencapai 105,8 km per jam. Begitu terhenti, speedometer mobil menunjukkan angka 82 km per jam.

"Ketinggian rail guard hanya setengah meter, kambing saja bisa lompat, apalagi mobil kecepatan tinggi 2.000 cc," jelas AKP Agung.Mobil yang dihantam mobil Dul, Daihatsu Gran Max, berisi 13 orang. Mobil itu sudah dimodifikasi sehingga bisa diisi lebih banyak penumpang. Mobil naas itu berhenti saat speedometernya menunjukkan angka 78 km per jam.

"Diperkirakan kecepatannya lebih dari 80 km per jam, kencang juga, apalagi isinya full. Harusnya isinya sembilan orang, tapi diisi 13 orang," kata AKP Agung.

Meski begitu, saat tim gabungan yang menyelidiki jejak ban di aspal dari mobil Dul, kemarin, belum dapat menyimpulkan apapun, termasuk kecepatan mobil yang dikendarai Dul.

Menurut Kasubdit Penegakkan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Hindarsono, jejak ban yang diduga mobil Dul sempat nge-drift sebelum menabrak pembatas tol.

"Kendaraan di TKP itu kan ada satu jejak roda. Makanya, kami nggak bisa berbicara, karena tim, saksi ahli ini lagi bekerja. Mengapa hanya ada (jejak) satu roda, apa itu jejak roda kiri atau kanan, kami nggak tahu. Mengenai berapa kecepatannya, kami juga belum tahu. Kami nggak bisa berasumsi, karena proses kasus masih berjalan," tegasnya.

Secara kasat mata, kata AKBP Hindarsono, ban mobil Lancer tampak tipis. Tipisnya ban itu justru diduga sebagai pemicu awal kecelakaan. Meski begitu, petugas belum bisa mengambil kesimpulan apapun dan lebih menunggu hasil kerja saksi ahli dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Mitsubishi.

"Tipis bukan berrati kembangnya aus. Tapi, tampak tipis secara statis. Itu akan kami pertanyakan, apakah memang ban standar mobilnya seperti itu atau bukan," tutur Hindarsono.

Kepolisian juga berharap dapat info tentang keaslian dan standar tidaknya ban yang digunakan di mobil Dul. "Kami akan panggil tim ATPM dari Mitsubishi untuk hal itu. Juga, tim ATPM dari Grand Max yang ditabrak Lancer, akan kami mintai pendapat dan keterangannya soal hal lain," ujarnya.

Selain itu, tim Traffic Accident Analys Korlantas Mabes Polri juga diturunkan ke loasi kejadian untuk menelusuri tingkat kecepatan kendaraan Lancer Dul. "Berapa kecepatannya, kenapa bisa  tabrak pembatas dan ke jalur sebelahnya, akan dilihat dan diketahui nanti saat tim TAA melakukan pemeriksaan," pungkasnya.

                                                          .

                                                                          .

Tribunnews