Diam-diam, ternyata Cakra sudah lama menekuni hobi bermain bulutangkis. Tak hanya sekadar main untuk mengisi waktu luang, Cakra bahkan telah mengukir sejumlah prestasi di dunia olahraga bulutangkis. Kemampuannya itu ternyata secara turun temurun dipelihara di keluarga besar Cakra yang lahir di Pangandaran, Jawa Barat ini.
Tak tanggung, setiap tahunnya Cakra bersama ibunda tercinta selalu merebut juara pertama untuk ganda campuran dalam kompetisi bulutangkis di daerah asalnya. "Iya, kami satu keluarga semua bermain bulutangkis. Walaupun hanya juara tingkat kewedanaan (setingkat di atas kecamatan, Red.) saja, tapi rasanya senang bisa berprestasi di bidang olahraga," ungkapnya.
Hingga kini pun piala yang menghiasi lemari di rumah keluarga Cakra bukan didapat dari prestasinya menyanyi, melainkan dari bulutangkis. "Banyak yang belum tahu soal hobi saya main bulutangkis ini. Pasti enggak percaya kalau dibilang, piala yang ada di rumah justru lebih banyak hasil menang main bulutangkis daripada piala nyanyi yang kebanyakan cuma runner up. Ha ha ha," kenang Cakra sambil tertawa.
Sayang, karena kesibukannya yang kian padat, kini Cakra tak memiliki banyak waktu untuk menyalurkan lagi hobinya itu. "Sepertinya sudah tak bisa lagi latihan rutin bersama Ibu. Olahraganya sekarang cuma jogging. Paling jaga kesehatan dengan makan yang sehat dan tidur yang cukup ,ditambah konsumsi multivitamin."
"Banci" Tampil
Tak banyak penyanyi yang berhasil membawakan single pertama yang meledak di pasaran. Beruntung, Cakra menjadi satu dari segelintir penyanyi yang sukses di penampilan perdananya. Banyak faktor yang dimiliki Cakra. Selain warna suara serak yang khas, Cakra juga memilih nama yang catchy dan gampang diingat. Seperti banyak diketahui, Cakra "mencatut" nama penyanyi idolanya asal Amerika Serikat, Chaka Khan. Padahal, nama asli Cakra adalah Cakra Konta Paryaman.
Alasan Cakra menggunakan nama panggung yang berbeda tentu saja demi menarik perhatian para penikmat musik. Putra bungsu pasangan Entih Trisuyatmi dan Hermana yang asli Sunda ini berharap, dengan nama barunya ia dapat diterima dengan baik. Terbukti, triknya berhasil.
Membangun karier di dunia tarik suara dan tampil di hadapan banyak orang juga bukan hal yang baru bagi Cakra. Sejak kecil ia mengaku sudah "banci" tampil. Saat duduk di kelas 2 SD, Cakra sudah hapal banyak lagu, terlebih lagu dangdut dan tembang Sunda. Sedikit pun Cakra tak pernah terlihat takut untuk maju dan tampil di banyak panggung amatir, seperti di acara hajatan atau pernikahan. "Dari kecil sampai SMP, besar di Pangandaran, jadi musik yang akrab, ya, dangdut dan tembang Sunda. Saya bahkan masih punya rekaman lagu dangdutnya lho. Ha ha ha."
Sayang, kemampuannya menyanyikan lagu dangdut mulai berkurang saat ia melewati masa puber. Entah kenapa, Cakra merasa suaranya tak lagi pas membawakan cengkok dangdut yang khas. "Akhirnya sejak SMP mulai kenal banyak lagu lain. Ikut nge-band dan bawain lagu pop dan rock," kata Cakra.
Hobi bernyanyinya terus dilakoni hingga ia kuliah. Bahkan di sela waktu kuliah di jurusan vocal classic di Sekolah Tinggi Musik Bandung (STMB), Cakra sudah mengamen ke kafe-kafe Kota Bandung, yang sebenarnya sudah ia geluti sejak SMA. "Alhamdulillah saya sudah mandiri sejak dulu sampai kuliah. Lumayanlah, paling tidak bisa mengurangi uang jajan."
Tetap Sama
Cakra yang kini menjalani karier sambil meneruskan pendidikannya mengaku tetap menomorsatukan kuliah. "Enggak ingin sampai molor. Inginnya cepat selesai, ini tanggung jawab saya terhadap orangtua. Alhamdulillah pihak kampus dan dosen banyak yang mendukung jadi ada beberapa kompensasi untuk jadwal kuliah," ujar Cakra yang kini dihujani tawaran manggung yang tak kunjung henti.
Cakra pun saat ini tengah sibuk meraih gol selanjutnya: menelurkan album. "Sudah harus punya album dan insya Allah karyanya disukai," ungkap Cakra. Tak hanya itu, Cakra juga menabung untuk bisa memberangkatkan kedua orangtuanya naik haji. Namun soal investasi, Cakra memiliki pandangan berbeda. Ia lebih tertarik berinvestasi dengan membeli perlengkapan recording dan kebutuhan menyanyi. "Seru kalau bisa bikin studio recording. Tapi yang benar-benar ingin bisa dibeli itu mic-nya Beyonce Knowles. Harganya Rp 90 juta," harapnya.
Kendati dihujani popularitas, Cakra menganggap, dirinya yang sekarang tak banyak berbeda dari Cakra sebelum terkenal. Namun ia tak menyangkal, kehidupannya memang tak seperti dulu lagi. "Sekarang memang lebih dikenal saja. Teman-teman suka ngeledek, kalau saya lewat dibilang 'artis'. Lucunya, di kost-an di Bandung sudah enggak bisa bebas tidur-tiduran di sofa. Pasti ada yang ngetuk pintu minta foto bareng. Semua sudah banyak yang tahu, apalagi ibu-ibu. Lucunya lagi, tetangga kost sebelah selalu nyanyiin lagu saya. Biar didengar kali ya? Ha ha ha," cerita Cakra yang kini juga tengah membangun komunitas fans-nya yang diberi nama Cakraholic.
Swita A. Hapsari