Banyak yang mengira bahwa aku tutup mata dan tutup kuping atas kejadian ini, tapi yang mereka ngga tau adalah aku di sini yang paling support dia. Aku nggak berhenti berdoa supaya semua ini cepet selasai dan Diego bisa kembali ke aktivitas normalnya lagi.
Minggu pagi aku dan mami akhirnya memutuskan untuk jenguk Diego di Polsek Tanah Abang. Sampai di sana sudah banyak banget wartawan yang sepertinya memang sudah menuggu kehadiran aku untuk bahan pemberitaan lain. Aku menguatkan diriku sendiri untuk melihat keadaan Diego sekarang. Aku dibawa ke lantai 2 sama beberapa polisi, dibawa keruangan khusus untuk bertemu Diego. Selang beberapa menit, kamera wartawan yang tadinya menyorot kearahku, mendadak mengalihkan pandangannya ke arah anak tangga.
Ternyata di sana Diego sudah datang. Kantung matanya menghitam, wajahnya tidak secerah biasa dan terlihat kusam. Dengan celana pendek berwarna biru dan kaos oblong warna hitam dan tanpa alas kaki, Diego menghampiri ku di ruangan itu.
Dia lebih dulu memeluk mami ku daripada aku. Cukup lama Diego memeluk mami yang sudah seperti orang tuanya sendiri. Diego minta maaf, dan di pelukan itu juga mami menguatkan diego dengan bilang bahwa nantinya kebenaran pasti akan terungkap. Diego hanya perlu sabar. Aku menangis lagi melihat Diego, semenjak hari Rabu itu aku memang belum pernah lagi ketemu Diego. Ada rasa kangen dan pastinya kasihan bahwa kejadian seperti ini harus menimpa dirinya. Diego memelukku erat, dia tetap berusaha keliatan tegar dan mengatakan padaku bahwa aku tidak boleh menangis dan harus selalu ceria.
"Nikita, give me your smile..." Itu yang selalu Diego bilang walaupun dengan nada yang begitu lirih dan dipaksakan untuk menguatkan. Begitu hebatnya dia, dalam kejadian seperti ini Diego masih terus memikirkan diriku, perasaanku dan hal-hal lain dikeseharianku. Diego menceritakan bagaimana keadaan di sana, dia bilang dalam ruangan 2 x 4 meter di sana dia bersama penghuni sel lain yang berisi 5 orang. Diego bilang dia cukup kaget karena orang-orang yang berada satu sel olehnya sering menghiburnya dengan menyanyikan lagu-laguku. Diego juga menceritakan dirinya tidur dilantai, dengan posisi serba salah untuk terlentang atau posisi tidur lainnya. Yang bisa Diego lakukan hanya membayangkan dirinya bahwa dia ada di kamarnya sendiri dan sedang menonton BVN (Holland TV). Hanya itu yang biasa lakukan untuk menerima keadaan yang sebenarnya. Lelaki ini begitu tegar, begitu kuat menghadapi kenyataan pahit yang menimpa dirinya.
Bisa dibayangkan bagaimana perasaanku mendengar itu semua. Di sini malah aku yang merasa dikuatkan, karena Diego menceritakan semuanya sambil tersenyum dan tidak ada kesedihan sedikitpun. Aku tau Diego menyembunyikannya dalam-dalam supaya kelihatan baik-baik saja.
Satu hal yang Diego sampaikan padaku untuk aku sampaikan lagi pada korban. Bahwa Diego sungguh-sungguh minta maaf. Diego juga minta maaf untuk keluarganya, untuk semua orang yang terlibat. Entah harus bagaimana lagi dia menyampaikan penyesalannya, aku tau Diego bersungguh-sungguh atas perkataannya. Aku bahkan tidak pernah melihat Diego seserius ini sebelumnya. Yang bisa aku dan Diego lakukan hanyalah tidak berhenti berdoa agar semua ini cepat selesai dan keadaaan bisa kembali seperti semula. Aku rindu Diego, aku kangen menghabiskan waktu seperti biasanya dengan dia.
Aku banyak belajar dari kejadian ini juga dari Diego. Betapa dia mengajarkan aku untuk selalu kuat, bahkan dirinya sendiri yang mengalami ini bisa lebih kuat dari aku. Diego masih bisa tersenyum, Diego masih bisa sabar dan percaya bahwa kebenaran pasti akan menemukan jalannya sendiri. Aku harus selalu senyum mendampingi Diego, aku yakin kami berdua akan selalu kuat menghadapi ini semua. Aku benar-benar berharap bahwa surat penangguhan yang dibuat oleh kuasa hukum Diego bisa diterima dan semuanya bisa kembali seperti semula. Diego bisa bermain dengan nyaman di piala AFF demi membawa nama baik dan menjadi kebangaan Indonesia. Kalau ini tenyata seperti apa yang orang bilang, bahwa banyak cara dilakukan orang lain demi kepentingan "politik" dalam sepakbola, aku mungkin sangat tidak mengerti seluk beluknya. Yang aku tau hanya, Diego lelaki baik dan dia pasti bisa melewati ini semua. Dia punya aku dan semua orang yang menyayanginya. Semuanya pasti bisa lewat, dan kebenaran akan menjawab semuanya. Keikhlasan Diego dan aku yang mungkin akan menjadi satu-satunya hal yang bisa kami andalkan.
Aku tau Diego kuat, aku tau aku pun harus kuat melewati ini semua.
"Dear Diego,
A couple things i can't spell without "U"..
I miss you.. i miss your smile.. I miss your laugh.. I miss the time we shared together..
Ik hou van jou,schat.
Nikita menulis semua ini di blog pribadinya nikiwilly.wordpress.com.
Icha