Sheila Madjid: Musik Bukan Politik

By nova.id, Sabtu, 19 Februari 2011 | 17:08 WIB
Sheila Madjid Musik Bukan Politik (nova.id)

Sheila Madjid Musik Bukan Politik (nova.id)

"Sheila Madjid (Foto: Icha) "

Seperempat abad sudah Sheila Madjid (46) mendedikasikan hidupnya untuk bernyanyi. Selama itu, kualitas vokal dan penampilannya semakin berkilau. Namun begitu, ia tetap sosok yang rendah hati dan ramah.

Anda terlihat makin bersinar, apa rahasianya?

Usia saya memang sudah 46 tahun tapi saya tidak ada rahasia khusus. Saya hanya melakukan segala sesuatunya secara sederhana. Yang paling penting adalah menjaga kesehatan. Tidak ada gunanya memakai riasan tebal karena kalau kita sehat, itu akan terlihat. Saya menjaga kesehatan karena ini 'periuk nasi' saya. Saya harus bekerja keras karena keberhasilan saya hari ini tidak datang dengan sendirinya. Oleh karena itu, saya harus menjaga stamina.

Caranya?

Saya, tiga kali seminggu, cardio untuk menjaga stamina dan pilates dua kali seminggu. Jadi, ada lima kali sesi latihan dalam seminggu. Saya melakukan itu semua sebagai bagian dari pekerjaan. Saya hanya berusaha agar saya tetap sehat dan bernyanyi dengan sebaik-baiknya. Tetapi, suara saya adalah anugerah dari Tuhan.

Kalau saya sehat, saya bisa bernyanyi dengan baik. Kalau tidak sehat, saya tidak akan mampu bernyanyi dengan baik. Mungkin juga karena passion saya dalam bernyanyi. Saat saya bernyanyi, orang boleh lihat kalau saya menjiwai lagu-lagu saya dan saya menikmatinya.

Maksudnya?

Kalau kita meminati sesuatu, itu tidak akan mati. Saya menasehati anak-anak saya untuk melakukan apa yang sangat mereka sukai. Dan saya sendiri, saya sangat suka menyanyi dan tidak pernah lelah untuk melakukannya dan saya sangat menikmatinya

Namun, 25 tahun berkarya bukanlah waktu yang sebentar, kan?

Sekali lagi, menyanyi merupakan passion saya. Mungkin karena itulah, sampai hari ini, saya masih disini. Ini bukan Hollywood, ini kenyataan. Pekerjaan saya memang pekerjaan yang menuntut kesempurnaan, tetapi inilah pekerjaan saya. Jadi, kalau mau 'periuk nasi' saya berkembang dengan sehat dan ke arah yang baik, maka harus kerja keras. Lakukan dengan ikhlas dan jujur. Dan tentu saja, harus ada minat.

Apa yang menginspirasi  Anda dalam berkarya?

Dalam keseharian saya, yang menginspirasi saya adalah apa yang saya lihat di sekitar saya. Kalau saya menyanyi di atas panggung, saya akan memperhatikan penonton saya. Mereka mungkin tidak menyadarinya, tapi saya melakukannya. Apa yang saya lihat itu terkadang saya jadikan materi lagu saya. Menurut saya, hal itu sangat menarik

Anda punya sosok panutan?

Saya punya banyak panutan. Ada yang saya jadikan panutan karena kekuatan mereka menghadapi tantangan yang cukup besar. Sosok perempuan yang kuat dan tidak mudah menyerah, mereka juga menjadi inspirasi saya karena saya adalah seorang ibu. Saat saya menjadi ibu, saya akan menjadi contoh untuk anak-anak saya.

Jika datang masa sukar, apa yang Anda lakukan?

Tentu saja, saat saya sukses, saya pasti bersyukur. Tapi saya juga harus menghadapi berbagai tantangan seperti penundaan konser pada tanggal 23 September lalu. Dunia musik tampaknya glamour tetapi sebenarnya penuh tantangan. Semua kelihatannya indah dan banyak yang berpikir bahwa menyanyi adalah pekerjaan mudah. Tapi, sebenarnya pekerjaan ini penuh dengan tekanan. Ekspetasi orang tinggi. Kalau terlihat gemuk sedikit, orang akan komentar. Jadi, inilah tantangannya; ketika saya tampil di muka umum, saya selalu berada dalam penilaian publik. And it's not easy-lah..

(Sedianya, konser Sheila berlangsung pada tanggal 23 September 2010 lalu. Namun, karena sesuatu hal, konser tersebut ditunda. Konser akhirnya terlaksana pada tanggal 15 Februari 2011 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta).

Selama 10 tahun belakangan ini banyak lagu-lagu Malaysia yang susah masuk ke Indonesia, pendapat Anda?

Saya merasa sangat beruntung karena saat saya mengeluarkan album Warna (1988), itu menjadi sesuatu yang baru di Malaysia dan Indonesia dan mendapat sambutan baik dari masyarakat. Saya hanya bisa bilang bahwa setiap negara pasti sangat protektif terhadap produk lokal mereka. Kalau produk yang kamu jual sama saja dengan yang lain, tentu saja produk kamu akan kalah saing. Sejujurnya, tidak ada jalan yang mudah untuk menembus pasar dimanapun. Jadi, saya merasa bersyukur dan agak beruntung juga.

Ada hubungannya dengan isu politik?

Kalau boleh saya mengatakan, 'Jangan mempolitisir musik', lah. Musik menembus banyak batasan, tidak membedakan warna kulit, umur dan status. Kita mungkin tidak mengerti lagu berbahasa asing tetapi kita bisa menikmatinya tanpa harus mengerti liriknya. Mari buat musik jangan dipolitisir.

Dalam bermusik, saya berusaha menyatukan orang dalam musik. Musik bukan politik. Musik bukan partai. Jadi saya harap, musik tidak dipolitisir karena musik membawa persatuan dan damai.

Apalagi yang akan dicapai?

Tahun lalu, impian saya adalah ingin bernyanyi bersama Malaysian Philharmonic Orchestra dan impian saya itu tercapai. Berikutnya, saya ingin mengeluarkan album versi bahasa Inggris. Ini baru impian saja.

RENTY HUTAHEAN