Ratna sempat khawatir saat melihat ukuran penis putranya yang kecil. Awalnya, Ratna berpikir mungkin karena usianya masih setahun, nanti juga bakal normal. Nyatanya, ketika usianya bertambah, tak kunjung membesar juga. Kenapa bisa begitu?
Kejadian tersebut tak hanya dialami putra Ratna saja, beberapa anak laki-laki lain mengalami kelainan pada penis. Selain ukuran penis kecil (mikropenis), ada juga yang penisnya tidak muncul (buried penis) karena tertutup lapisan lemak di bagian bawah perut. Kasus lain seperti lubang kencing tidak normal, lubang terletak di bagian bawah (hipospadia), buah zakar (testis) yang tidak turun, adanya benjolan pada kantung kemaluan bisa jadi hernia jika isinya usus ataupun hidrokel jika isinya cairan.
Tentu hal tersebut tak bisa dibiarkan begitu saja atau dianggap akan beres ketika usia anak bertambah. Beberapa kelainan tersebut disebut sebagai kelainan genital pada anak laki-laki. Dan jika tidak dikoreksi akan mengakibatkan dampak buruk, seperti infertilitas, tumor atau kanker. Orangtua harus cermat dan melakukan pemeriksaan menyeluruh ketika masanya anak laki-laki akan disunat.
Beberapa kelainan genital pada anak-anak yang perlu diwaspadai orangtua adalah:
1 Mikropenis
“Diagnosa mikropenis ditegakkan jika ukuran penis anak yang baru lahir cukup bulan sangat kecil, yaitu kurang dari 2 cm tanpa disertai kelainan struktural penis lain,” kata Dr.dr. Irfan Wahyudi, SpU (K), Ahli Urologi RS Siloam ASRI dalam acara seminar media yang diselenggarakan Asri Urology Centre (AUC).
Penyebab mikropenis antara lain karena faktor hormonal sejak anak masih dalam kandungan. “Ini akan menghambat kerja androgen khususnya testosteron dan dihidrotestosteron. Dan mengganggu substansi dalam pembentukan organ kelamin luar dan perkembangan karakteristik sekunder laki-laki.”
2 Buried Penis
Ukuran penis dapat juga terlihat kecil karena penis tidak muncul atau inconspicuous penis, seperti kelainan buried penis, webbed penis, dan trapped penis. “Penyebabnya, karena kelainan pada jaringan ikat dan lapisan lemak di bagian bawah perut akibat obesitas. Dibutuhkan terapi yang tepat.”
3 Hipospadia
“Pada kasus hipospadia, letak lubang kencing tidak di ujung kepala penis seperti layaknya tetapi berada lebih bawah atau lebih pendek. Biasanya bentuk batang penis yang bengkok.” Namun, penyebabnya sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti meskipun merupakan kasus kelainan genital yang sering ditemukan.
Meski hipospadia tidak menimbulkan rasa sakit tapi menyebabkan gangguan saat berkemih. Bahkan setelah dewasa dapat menyebabkan gangguan pada fungsi reproduksi saat ejakulasi. “Karena bentuk penis yang melengkung saat ereksi sehingga terjadi kesulitan penetrasi penis saat berhubungan seksual dan gangguan pancaran ejakulasi. Namun, tak perlu khawatir hipospadia dapat disembuhkan melalui tindakan rekonstruksi.”