Apa saja sih tantangan yang dihadapi dalam mendidik ABK ini?
Banyak memang yang harus saya hadapi, terutama karena saya mendirikan SLB Anugerah ini secara swadaya. Tentu, dana menjadi kendala. Apalagi saya memperuntukkan SLB Anugerah ini secara gratis tanpa dipungut biaya. Para relawan pun sejak awal sudah saya informasikan. Jadi, semua biaya operasional memang dari kantong pribadi. Nah, agar saya bisa memberi sekadarnya kepada relawan, biasanya hasil memberi les pada anak berkebutuhan khusus di sore hari. Saya alokasikan pendapatan itu untuk teman-teman pengajar.
Seiring berjalannya waktu, memang ada beberapa bantuan dari donatur. Akhirnya, saya pun membuka rekening agar para donatur bisa mudah memberikan dananya. Seperti yang dilakukan Kick Andy waktu itu, uang donasi langsung saya gunakan untuk prasarana sekolah, mulai membuat kelas dan perlengkapannya seperti meja dan kursi. Saya juga memiliki meja khusus untuk anak autisma yang mungkin di tempat lain belum ada. Saya juga sudah menyusun struktur organisasi, jadi ada bendahara yang mengurus dan bertanggung jawab terhadap uang donasi. Semua transparan.
Tantangan lainnya?
Terkadang saya juga harus meyakinkan orangtua anak-anak berkebutuhan khusus bahwa SLB Anugerah bisa menjadi tempat bagi anak-anak mereka. Saya jelaskan dengan detail dan terus memberi pendekatan karena ini semua juga untuk anak-anak dan orangtuanya. Tantangan lain, ada anak-anak berkebutuhan khusus yang sudah dewasa tapi kemampuannya belum maksimal. Intinya, semua ini saya lakukan agar anak- anak berkebutuhan khusus bisa bersosialisasi dan mandiri.
Omong-omong, apa saja kegiatan SLB Anugerah?
Sebetulnya sama dengan Sekolah Luar Biasa lain. Saya membaginya menjadi dua kelas. Yang pertama kelas besar yang terdiri dari anak-anak berkebutuhan khusus yang sudah bisa mandiri. Bisa baca tulis, berhitung, menghapal surat pendek, main komputer, sampai membantu guru. Jumlahnya sekarang ada 15 orang. Kelas kedua adalah kelas kecil yang diperuntukkan bagi anak-anak yang memang belum mampu mandiri dan perlu pendamping yang intens. Di kelas kecil ini sekarang sudah ada 35 anak.
Nah, selain belajar mereka juga mendapatkan terapi. Saya biasa memangku anak-anak itu sambil memijat dan membuat kedekatan secara emosional. Kadang anak juga tantrum, tapi karena sudah dekat dengan saya, saat mereka marah dan saya tatap muka, biasanya mereka bisa memahami isi hati saya dan akhirnya tenang.
Selain itu, kami juga enggak hanya terpusat berkegiatan di sekolah saja. Saya biasanya mengajak mereka berkegiatan di luar, seperti saat Car Free Day, mengikuti lomba, berenang dan berbagai kegiatan lainnya. Namun ya memang enggak bisa setiap saat. Tetap ada syaratnya.
Apa itu?
Untuk berkegiatan di luar saya pun masih membutuhkan bantuan, donatur yang mau meminjamkan mobilnya, donatur yang bisa memberikan tiket berenang gratis untuk anak-anak, dan sebagainya. Saya memang masih tergantung kebaikan para donatur. Masih cari yang gratis demi anak-anak. Kemarin ada donatur yang mau meminjamkan mobilnya, jadi anak-anak bisa datang ke Car Free Day dan ikut berkegiatan. Sekarang ini saya juga tengah menantikan izin dari Pemkot yang katanya akan keluar pada kurikulum 2016 nanti. Sampai hari ini kami baru punya izin tingkat Kabupaten untuk proses belajar mengajar.
Rencana ke depan?
Saya ingin SLB Anugerah ini bisa menjadi inspirasi bagi yang lain dan semakin banyak sekolah serupa yang berdiri. Kami ingin menumbuhkan rasa cinta kasih kepada anak-anak berkebutuhan khusus, terlebih yang tidak mampu, sehingga mereka merasa dibantu dan diperhatikan dan bisa mandiri.
Masih banyak keinginan saya yang lain, seperti melengkapi sarana dan prasarana sekolah agar anak-anak bisa belajar maksimal. Banyak kegiatan yang seharusnya bisa mereka lakukan tanpa harus memikirkan biaya. Saya juga ingin bisa terus konsisten dan berkomitmen demi masa depan anak-anak berkebutuhan khusus. Apabila mereka dapat mandiri dan bahagia, saya pun turut bahagia dan senang. Kebahagiaan mereka juga merupakan kebahagian saya. Melihat anak didik bisa tersenyum saja bisa membuat dunia terlihat indah dan nilai ini tidak terbayar...
Swita Amallia