Era teknologi digital membuat sejumlah pengojek konvensional beralih menggunakan gadget jenis ponsel pintar. Khususnya pengojek yang berafiliasi dengan perusahaan penyedia layanan ojek berbasis aplikasi, seperti Gojek dan Grab Bike. "Mungkin kalau saya enggak gabung Go-Jek, pakai handphone jadul (tanpa aplikasi) terus. Terpaksa deh, mau enggak mau. Tapi, ternyata seru juga main hape sambil diusap-usap," kata seorang rider Go-Jek, Sopiyan (43), Senin (10/8/2015). Sejak bergabung dengan layanan Ojek berbasis aplikasi, Sopiyan mengaku harus belajar menggunakan smartphone secara otodidak. Ponsel sebelumnya miliknya hanya bisa untuk menelepon dan SMS. "Kalau sebelumnya kan cukup telepon atau SMS aja, cukup. Itu pun khusus langganan aja. Kalau sekarang, semua bisa kita akses," curhat Sopiyan.
Baca juga: Jadi Supir Gojek, Begini Aktifitas Gadis Cantik Eugenie Patricia Meski demikian, Sopiyan tetap mendapat training (pelatihan) singkat saat pertama kali mendaftar di Go-Jek. Saat awal-awal menggunakan ponsel pintar, dirinya mengaku kerap mengulang kembali cara penggunaan aplikasi yang diajarkan. "Biar enggak lupa, saya ulang-ulang terus. Tapi, kalau lupa, saya bisa tanya teman atau anak saya di rumah," ujar ayah dari tiga anak tersebut. Pengojek lainnya, Sando (47), mengatakan, tukang ojek juga perlu memahami dan mengikuti perkembangan teknologi. Lelaki bekerja di bawah naungan Grab Bike tersebut mengaku baru memahami aplikasi di tempatnya bekerja. Namun, Sando berniat untuk belajar aplikasi lainnya agar bisa lebih memperluas wawasannya. "Untuk sementara saya belajar aplikasi ojek aja dulu. Tar (nanti) kalo sudah paham bener, baru dah belajar aplikasi Iain, kayak Facebook atau sosial media lainnya," ujar pengojek yang sebelumnya mangkal di stasiun Senen tersebut. Sementara itu, Eko Wiyono (27), berpendapat jika tidak semua pengojek berbasis aplikasi baru memulai untuk melek teknologi. Eko mengaku sudah menggunakan ponsel pintar sejak dirinya belum bergabung dengan Go-Jek. "Emang banyak yang belum terbiasa menggunakan smartphone. Tapi, tidak sedikit juga yang sudah melek teknologi. Untuk aplikasi Ojek, kita semua belajar dari awal. Karena ini termasuk hal baru," ujarnya. Operator ojek berbasis aplikasi memfasilitasi setiap pengojeknya dengan satu unit ponsel pintar. Khusus aplikasi bagi pengojek sudah tertanam otomatis di ponsel tersebut yang bekerjasama dengan perusahaan terkait. Sedangkan aplikasi yang terdapat di ponsel pintar setiap pelanggan, harus di-download terlebih dahulu di Google Store bagi pengguna Android dan App Store untuk penggunaan iPhone.
Tangguh Sipria Riang / Kompas.com