Konsumsi Pil Kontrasepsi Turunkan Risiko Kanker Dinding Rahim, Benarkah?

By , Senin, 10 Agustus 2015 | 10:17 WIB
Manfaat lain pil kontrasespi hormonal untuk menurunkan risiko penyakit kanker dinding rahim. (Nova)

Kulit lebih bersih dan bebas jerawat, jadwal menstruasi yang lebih teratur serta menghindari kehamilan yang diinginkan adalah sejumlah manfaat utama bagi perempuan yang mengonsumsi pil kontrasepsi. Tapi, tahukah Anda bahwa penelitian terbaru telah menemukan bahwa pil kontrasepsi bisa menurunkan risiko penyakit kanker dinding rahim.

Penelitian yang dirilis dalam jurnal The Lancet tersebut mengajak sebanyak 27 ribu perempuan yang tercatat mengidap kanker dinding rahim serta 115 ribu perempuan yang tidak menderita kanker dinding rahim yang dikumpulkan dari 36 studi yang berbeda.

Mereka menganalisa sejumlah penyebab kanker dinding rahim yang menyerang perempuan, termasuk di dalamnya ialah tinggi dan berat badan perempuan, riwayat reproduksi, penggunaan terapi hormon untuk masalah menopause, konsumsi alkohol dan rokok serta riwayat genetika keluarga yang mengidap kanker dinding rahim maupun kanker payudara.

Baca: Mengherankan, Perempuan ini Terserang Kanker Rahim Selama Hamil

Tak luput, para dokter dan peneliti juga mencari tahu apakah para perempuan tersebut mengonsumsi alat kontrasepsi oral semisal pil, hingga seberapa lama mereka mengonsumsinya. Berbagai variabel ini dijadikan tolok ukur untuk menghitung faktor risiko kanker dinding rahim yang relatif suka dihubungkan pada penggunaan pil kontrasepsi.

Ternyata, perempuan yang telah lama mengonsumsi pil pengontrol kehamilan memiliki risiko terserang kanker dinding rahim lebih rendah, atau dengan kata lainnya pil kontrasepsi turunkan risiko kanker dinding rahim. Bahkan, risiko tersebut 25 persen lebih rendah jika para perempuan mengonsumsi pil selama lima tahun. Bagian paling mengejutkannya lagi, penurunan risiko semakin banyak 30 tahun belakangan setelah perempuan berhenti mengonsumsi pil kontrasepsi.

Para peneliti juga menemukan jika Negara dengan pendapatan tertinggi seperti di Amerika tercatat mengonsumsi pil kontrasepsi selama 10 tahun dapat mengurangi angka kasus kanker dinding rahim sebelum usia 75 tahun dari 2,3  menjadi 1,3 kasus per 100 penggunanya.

Baca: Antisipasi Awal Gejala Kanker Rahim Bagi Ibu Hamil

Pengurangan risiko bervariasi dengan berbagai jenis tumor. Meski begitu, para peneliti juga mengaku kaget dan tidak tahu kenapa pill tersebut secara aktif dapat mencegah kanker, walaupun belum dipastikan apakah terjadi hanya pada beberapa kasus atau tidak.

Para peneliti berestimasi bila pill tersebut dapat membantu mencegah 400 ribu kasus kanker dinding rahim, termasuk di dalamnya 200 ribu kasus yang terjadi 10 tahun belakangan.

Menurut American Cancer Society, kanker dinding rahim adalah kanker yang banyak terjadi dan menyerang organ reproduksi perempuan. Seperti yang dilaporkan bahwa 55 ribu kasus terbaru kanker yang akan didiagnosis diperkirakan ialah kanker dinding rahim. Parahnya, berdasarkan data pasien ternyata lebih dari 10 ribu perempuan meninggal dunia akibat jenis kanker.

Baca: Ketahui 5 Faktor Pemicu Utama Kanker Dinding Rahim

Rata-rata, kanker dinding rahim menyerang perempuan sekitar usia 45 tahun, seperti yang diberitakan oleh The American Cancer Society. Kasus yang paling banyak ditemukan ialah pasien kanker dinding rahim perempuan di atas usia 55 tahun.

Ini bukan kali pertamanya pil kontasepsi justru dikaitkan dengan usaha penurunan risiko serangan kanker. Studi yang dilansir dalam jurnal Obstetrics and Gynecology pada tahun 2013 juga menemukan bahwa oral kontrasepsi seperti pil juga bisa membantu mencegah kanker ovarian.

Studi terbaru yang fokus pada kontrasepsi oral sekarang ini tengah dikembangkan. Tentu kita sebagai perempuan membutuhkan informasi lebih jelas mengenai hubungan hormon akibat penerapan IUD (intrauterine devices) dan segala bentuk alat hormonal pengontrol kehamilan yang memiliki efek yang sama.

Di Indonesia, pil kontrasepsi hormonal seperti pemaparan di atas mungkin mengerucut pada pil KB Yasmin jika dilihat dari beberapa manfaatnya. Meski begitu, selalu berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter atau pakar kesehatan Anda.

Sumber: Women’s Health