Konflik Asmara, Perempuan Ini Diikat Batako dan Ditenggelamkan Hingga Tewas!

By nova.id, Rabu, 19 Agustus 2015 | 07:54 WIB
Bahrul Ulum (26) sedang menaruh batu di punggung Musyarafah di empang Balaraja, Kabupaten Tangerang. Bahrul berusaha menghilangkan jejak Musyarafah yang dibunuhnya pada 31 Mei 2015 lalu. (nova.id)

Mayat Musyarafah (37), mantan tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri, awalnya ditemukan tanpa identitas di empang daerah Balaraja, Tangerang, Rabu (24/6/2015). Jasadnya ditemukan dalam kondisi kaki dililit batu dan wajah tak lagi dikenali. 

"Awalnya tanpa identitas dan sulit dikenali," kata Kanit 5 Subdirektorat Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Handik Zusen di Jakarta, Rabu (12/8/2015). 

Kemudian, Polsek Balaraja mencoba mengidentifikasi Musyarafah. Setelah pengembangan dilakukan, ternyata ada salah seorang keluarga Musyarafah yang tinggal di dekat tempat kejadian perkara. 

"Setelah ada penemuan mayat itu, kan ramai. Nah ada keluarga korban di kampung situ yang mengenalinya," kata Handik. 

Baca: Usai Selamatkan Anaknya, Ibu Ini Tewas "Ditelan" Eskalator

Menurut Handik, keluarga Musyarafah di Tanjung Priok juga sempat bertanya kepada keluarga korban di Balaraja. Namun, saat dinyatakan hilang tersebut, tak satu pun yang tahu keberadaan Musyarafah. 

"Sampai terakhir, ternyata (Musyarafah) diketahui ditenggelamkan di empang Balaraja," kata Handik. 

Musyarafah dinyatakan hilang sejak 31 Mei 2015. Ia baru ditemukan pada 24 Juni 2015. Setelah ditelusuri, ia ternyata dibunuh oleh temannya, Bahrul Ulum, di salah satu empang di Balaraja, Kabupaten Tangerang, Minggu (31/5/2015), dengan cara dipukul dan ditenggelamkan.

Bahrul Ulum (26), pembunuh Musyarafah, ternyata memiliki hubungan asmara dengan korban. Hubungan tersebut diduga polisi menjadi pemicu pembunuhan terhadap Musyarafah. 

"Tersangka sudah pacaran empat bulan. Sudah dijodohin sama keluarga," kata Kepala Unit 5 Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Handik Zusen di Tangerang, Rabu (19/8/2015). 

Namun, Bahrul diketahui telah menikah pada bulan April 2015. Satu bulan sebelum pembunuhan terhadap Musyarafah. "Setelah menikah tersangka masih menjalin hubungan dengan korban," kata Handik. Belakangan hubungan tersebut diketahui oleh istri Bahrul. Begitu juga pernikahannya juga diketahui Musyarafah. 

"Si korban curiga terhadap tersangka. Beberapa bulan terakhir yang mengangkat telepon perempuan. Ketika istri tersangka telepon, yang mengangkat juga perempuan. Baik istri dan korban akhirnya sama-sama curiga," kata Handik. 

Setelah itu, lanjut Handik, akhirnya Bahrul merasa terjepit. Ia pun juga ditekan saat bertemu Musyarafah pada 31 Mei 2015 lalu. 

Akhirnya Bahrul membunuh Musyarafah dengan memukul bagian leher kanan dengan batako dari belakang dan menenggelamkan ke empang di belakang industri rumah batako.

Mayat Musyarafah baru ditemukan pada 24 Juni 2015. Saat ditemui kondisi Musyarafah tanpa identitas dan baru diketahui bahwa itu Musyarafah setelah ada keluarga yang mengenali.

Kahfi Dirga Cahya/Kompas.com