Perempuan Lain di Mobil Asisten Presdir, Benarkah Pembunuhan Itu Direncanakan?

By nova.id, Kamis, 20 Agustus 2015 | 04:34 WIB
Hayriantira (nova.id)

Ibunda Hayriantira alias Rian, Rukmila (58), meyakini pembunuhan anaknya direncanakan oleh lebih dari 1 orang. Rukmila juga tak pernah yakin anaknya masih hidup saat dibawa ke hotel oleh pembunuhnya, Andi Wahyudi (38).

Dalam peristiwa pembunuhan ini, tersangka Andi mengakui membunuh mantan asisten presiden direktur XL itu di Hotel Cipaganti di Garut, Jawa Barat 30 Oktober 2014 dengan cara dibekap.

Lalu dimasukkan ke bak mandi air panas di kamar hotel itu. Hasil rekaman kamera CCTV Hotel Cipaganti pun memperlihatkan mobil Honda Mobilio milik Rian yang dipasangi Pelat Nomor Palsu datang ke Hotel, lalu diparkir di kamar Nomor 5.

Baca juga: Pembunuh Asisten Presdir Itu Terancam Hukuman Mati Mobil itu diparkir dengan posisi bagasi yang terhindar dari sorotan kamera CCTV atau bagasi mobil berada dekat dengan pintu kamar hotel.

Saat itu Andi keluar mobil lebih dulu, lalu celingukan di depan mobil. Baru kemudian ada seorang lainnya keluar dari kursi depan mobil.

"Saya tak yakin orang yang keluar kedua dari mobil itu anak saya," ucap Rukmila ketika dihubungi Warta Kota, Rabu (19/8/2015).

Menurut Rukmila, ada perbedaan postur dan gaya antara orang tersebut dengan Rian. "Pertama dari bentuk pundaknya saja saya sudah yakin itu bukan Rian. Kemudian orang yang keluar belakangan dari mobil itu memakai pakaian seperti baju laki-laki. Setahu saya Rian tak pernah bergaya begitu," kata Rukmila.

Baca juga: Karyawati Cantik Asisten Presdir Dibunuh, Ini Kata Tetangganya

Lalu, kata Rukmila, dari cara memasukkan mobilnya di mana bagian bagasi mobil didekatkan dengan pintu kamar hotel, maka selalu ada kemungkinan ada sesuatu yang dikeluarkan dari bagasi mobil tanpa terekam kamera CCTV.

Makanya, saat ini Rukmila sedang ingin mendapatkan hasil forensik untuk mengetahui lebih jauh kapan sebenarnya Rian meninggal. Apakah benar pada 30 Oktober 2015, atau sebelumnya.

Theo Yonathan wartakota