Ternyata, secara rutin lembur di kantor tingkatkan risiko stroke atau serangan jantung secara signifikan. Demikian seperti yang disampaikan oleh para peneliti.
Angkanya pun tak sedikit. Diungkapkan, lembur selama satu jam dari waktu kerja yang ditentukan menambah risiko stroke hingga 10 persen. Sementara mereka yang mendapat tambahan jam kerja hingga tiga jam sehari, memiliki risiko terkena stroke dan serangan jantung lebih besar 33 persen ketimbang yang bekerja sesuai jam kerja.
Penelitian yang diterbitkan oleh jurnal medis The Lancet ini diambil berdasarkan catatan kesehatan 500.000 masyarakat Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.
Para ilmuwan dari University College London memperingatkan, orang-orang yang bekerja lebih lama cenderung lebih kurang berolahraga. Ia juga duduk lebih lama di depan komputer ketimbang karyawan yang memiliki jam kerja normal.
Baca: Terungkap! Prioritaskan Pekerjaan, Warga Jakarta Sulit Hidup Sehat
Saat digabung dengan 17 penelitian sebelumnya yang diikuti 529.000 responden, ditemukan juga bahwa mereka yang bekerja 41-48 jam seminggu, memiliki risiko 10 persen lebih besar untuk menderita stroke ketimbang mereka yang bekerja selama 35 - 40 jam seminggu.
Hitungan 35 - 40 jam per minggu dianggap sebagai angka ideal. Apabila dibagi dengan 5 hari kerja dalam seminggu, berarti angka ideal jam kerja adalah 7 - 8 jam per hari.
Lebih dari itu, mereka yang bekerja 49-54 jam seminggu memiliki 27 persen peningkatan kemungkinan menderita stroke.
Sementara karyawan yang bekerja 55 jam atau lebih dalam seminggu, memiliki risiko terkena stroke 33 persen lebih besar.
Para peneliti juga mengamati hubungan antara jam kerja dan risiko penyakit jantung koroner, termasuk serangan jantung. Ditemukan bahwa, mereka yang bekerja lebih dari 55 jam seminggu memiliki 13 persen peningkatan risiko penyakit jantung.
Para peneliti pun mengemukakan, “Kematian mendadak karena terlalu banyak pekerjaan sering disebabkan oleh stroke dan diyakini ini dipicu oleh stres yang berulang.”
Baca: Tak Sulit, Ini 5 Cara Tetap Hidup Sehat Meski Banyak Pekerjaan
Lebih lanjut, bila dilihat dari sisi perilaku (behavioural mechanism), ditengarai ada juga hubungan antara waktu untuk duduk yang lebih lama, dengan risiko terjadinya stroke.
Dr Tim Chico, konsultan ahli jantung di Rumah Sakit Pendidikan Sheffield, mengatakan: “Bagi banyak orang, mengurangi jam kerja adalah upaya yang sangat sulit dilakukan. Tapi, sebagian besar dari kita dapat mengurangi jumlah waktu yang kita habiskan duduk, meningkatkan aktivitas fisik, dan memperbaiki pola makan kita saat bekerja. Sesungguhnya, hal ini lebih penting ketimbang mengurangi jam kerja tapi tetap tak melakukan olahraga dan tak perbaiki pola makan.”
Sumber: dailymail.co.uk