Berbeda usia, beda pula cara menghadapi masalah. Tentu, ini juga terjadi pada pria. Bila Anda merasa sulit mengerti bagaimana seharusnya berkompromi dengan pria, coba pahami setiap rentang usia pun memiliki kecenderungan yang berbeda dalam menghadapi masalah.
Tak heran, ya? Mengingat, di setiap step kehidupan, tentu kita memiliki tuntutan dan harapan yang berbeda dari lingkungan. Mau tak mau, cara pria hadapi masalah percintaan pun sangat disesuikan dengan fase kehidupan yang ia jalani.
Lantas, bagaimana sih cara pria hadapi masalah percintaan? Pria yang berusia 20, 30, hingga 40 tahunan, ternyata punya kecenderungan yang berbeda. Menarik untuk disimak!
USIA 20AN: RIBET, TINGGAL
Umumnya, pria pada usia ini percaya bahwa tidak punya pasangan adalah malapetaka. Tapi di lain pihak, mereka tak terlalu berusaha karena kehidupan kerja sedang memenuhi nafsu berburunya. Banyak hal baru di depan mata, termasuk pilihan perempuan yang memenuhi kriteria visualnya. Mereka tinggal pilih. Maka cara hadapi masalah percintaan bisa jadi lebih simpel. Pasangannya ribet? Tinggalkan saja.
Noel, 26 tahun, “Mantan pacar saya posesif. Lalu dikit-dikit ngomongin kawin, dikit-dikit mengancam putus. Saya bertahan dua tahun karena dia sempurna, sesuai kriteria saya: cantik, rambut hitam tebal panjang, kulit putih, tinggi, bertubuh curvy. Tapi lama-lama kok ribet? Bikin capek saja. Waktu dia marah karena saya pulang lembur kantor tidak ke rumahnya melainkan hang out dengan teman-teman kantor, saat itulah saya tahu, she’s not the one. Putus sajalah.”
Baca: Perhatian! Bagi Pria, Perempuan Impian Tak Sama dengan Perempuan Pilihan
USIA 30AN: MEMENUHI HARAPAN AKAN KERJASAMA
Buat usia ini, pasangan harus memenuhi harapannya untuk bekerja sama mengarungi kehidupan ini. Bersama-sama mencari uang, atau bersama-sama memikirkan bagaimana kehidupan ini harus dijalankan. Iya, ini belaku juga pada golongan usia lain, namun usia 30an yang sedang produktif dan meraih karier, kebutuhan tersebut menjadi sangat kuat.
Koordinasi adalah kata kuncinya.Selalu mengabarkan aktivitas sehari-hari. Menyisakan waktu untuk hang out berdua, melakukan hobi bersama, di tengah kesibukan yang sama-sama sedang luar biasa. Ray, 38 tahun, “Kami berdua sama-sama sibuk. Banyak waktu terbuang di jalan karena macet. Untung kantor kami dekat, sehingga kami berusaha untuk berangkat dan pulang bersama. Daripada tidur, kami biasanya ngobrol di dalam perjalanan. Istri saya pernah marah karena sudah meluangkan waktu pulang lebih cepat agar bisa hang out bersama saya, eh saya lupa. Setelah itu cari waktu lagi susah, he he”.
USIA 40AN: KEMBALI BERCINTA
Pada kategori ini, biasanya usia pernikahan sudah di atas 10 tahun. Kehidupan berjalan biasa. Pria mulai bosan dan mencari mainan baru. Oh, kalau ini sih sama dengan kita juga. Biar bagaimana, kita, kan, perlu letupan dalam hidup. Letupan yang membuat hidup jadi lebih seru. Bila kondisi ini dibiarkan apa adanya, maka rumah akan berisi dua orang yang kost bersama.
Baca: Sebenarnya, Kapan Laki-Laki Mengalami Puber Kedua?
Sehingga, pria perlu diajak berkonsolidasi. Membina romantisme kembali. Mengatur ulang hubungan dan percaya bahwa yang terbaik ada di depan mata. Boy, 43 tahun, “Kami rutin olahraga bersama. Awalnya lari untuk membakar lemak. Mengatur pola makan sehat. Sekarang secara teratur ke gym berdua. Hasilnya, kami menjadi bugar, dan sekarang saya lebih suka berlama-lama di depan cermin menikmati hasil nge-gym. Badan terbentuk bagus. Kami jadi muda lagi dan bergairah.”
Candra Widanarko