Kabar Diculik dan Dibunuh, Ani Ternyata Hidup Bersama Sang Penculik di Kalimantan

By nova.id, Selasa, 15 September 2015 | 09:02 WIB
Ilustrasi (nova.id)

Kisah percintaan ABG yang sempat menghebohkan Kendal bak cerita sinetron untuk menghilangkan jejak kisah cintanya. Muncul cerita katanya gadis belia ini diculik, diperkosa lalu dibunuh dan mayatnya dibuang di Waduk Jatibarang Kendal.

Ternyata Ani (13), remaja asal Boja, Kendal, akhirnya ditemukan dan diamankan di Polres Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Dia ditemukan setelah tim resmob Polres Kapuas Hulu dan mengamankan Slamet, pria yang membawa Ani ini pergi dari rumahnya.

Penangkapan Slamet di Kapuas Hulu berdasarkan keterangan dari Agung. Agung merupakan pria yang diduga ikut membawa Ani dari rumahnya di Boja dan dibawa ke Purwodadi.

Agung ini keterangannya berubah-ubah, mengakunya dibunuh dan dikubur di Waduk Jatibarang, tapi berubah terus.

Baca juga: Pembunuhan Siswi Hamil Sudah Lama Direncanakan

Hingga kini Kasatreskrim Polres Kendal Fiernando Andriansyah mengaku pihaknya belum melihat adanya indikasi Human Trafficking dalam kasus ini. Meski gadis belia yang dibawa kabur Slamet selama sebulan.

Ani yang kini sudah kembali bersama kedua orangtuanya disebut Fiernando selama ini tinggal bersama Slamet di Kalimantan.

Saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan, termasuk kemungkinan keterlibatan Agung, seorang yang sebelumnya mengaku telah menghilangkan nyawa Ani.

Ayah Ani, Sus, mengaku senang putrinya bisa kembali ke rumah dengan selamat. Usai ditemukan di Kapuas Ulu, Ani dijemput oleh sang ayah dan tiba di Kendal pada Sabtu (12/9/2015) pagi. "Kami naik pesawat dan turun di Yogyakarta pada Jumat (11/9) malam. Lalu lanjut ke Kendal," aku Sus.

Baca juga: Firasat Sang Bunda Terkait Pembunuhan Hayriantira

Sementara Fiernando mengatakan pihaknya sudah memeriksa 10 orang saksi termasuk korban dan pelaku, Slamet. Berdasarkan pengakuan keduanya, kepergian Ani bermula saat Slamet menjemput korban pada 6 Agustus lalu.

"Mereka pergi ke rumah orangtua Slamet di Purwodadi. Namun ibunya berang dengan tindakan Slamet yang melarikan anak perempuan di bawah umur, sejak saat itu keduanya berpindah-pindah pelarian," beber Fiernando.