Terapi Paliatif untuk Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara

By , Jumat, 23 Oktober 2015 | 04:00 WIB
Capai Kualitas Hidup Lewat Terapi Paliatif (Nova)

Penanganan medis terhadap pasien kanker payudara tentu harus diupayakan semaksimal mungkin sehingga mencapai kesembuhan. Baik dengan tindakan pembedahan, radioterapi, kemoterapi, serta terapi hormonal. Ya, penanganan kuratif dilakukan secara optimal sehingga pasien terutama pada kondisi stadium dini dapat tertangani dengan baik.

Begitu pada kondisi stadium terminal atau stadium lanjut, notabene pasien sudah sulit disembuhkan secara total. Untuk menjalani penanganan kuratif seperti itu tak mungkin lagi lantaran berbagai faktor, seperti kondisi yang terlalu lemah serta tingkat keparahan kanker payudara yang dialaminya.

Jadi, bagi pasien kanker payudara yang umumnya pada kondisi stadium lanjut, akan dilakukan terapi paliatif. Apakah itu terapi paliatif untuk pasien kanker payudara? Menurut dr. H. Agil Salim, SpB(K) Trauma, FINACS.,FICS., dari RS Bogor Medical Center (BMC), penanganan terapi paliatif untuk pasien kanker payudara adalah upaya yang diberikan untuk meringankan sakit/penderitaan pasien sehingga tetap mencapai kualitas hidup yang terbaik. Jadi tidak lagi terfokus pada upaya penyembuhan.

Baca: Penderita Jenis Kanker Payudara Menempati Urutan Pertama di Indonesia

Terapi paliatif berupa penangangan interdisipliner untuk mempertahankan kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spiritual pasien. “Dengan kata lain, bagaimana menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu, bagaimana menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual, serta berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya.”

Penanganan yang dilakukan lebih bertujuan meningkatkan kualitas hidup yang seoptimal mungkin bagi pasien serta keluarganya. “Jadi, prinsip perawatan paliatif yaitu mempertahankan atau menambah mutu hidup pasien.” Nah, dengan penanganan paliatif yang melibatkan tim dokter multidisiplin, sekitar 60-70 persen pasien kanker payudara stadium III dan 15-20 persen stadium IV bisa tetap hidup setelah lima tahun bertahan.

Baca: Sering Pakai Deodoran Bisa Sebabkan Kanker Payudara, Benarkah?

Bila Tipis Harapan

Pastinya semua pasien kanker ingin mencapai kesembuhan. Akan tetapi, seperti kita tahu, tak sedikit pasien kanker yang berobat atau menjalani pemeriksaan ketika sudah memasuki tahap atau stadium lanjut. “Artinya, kanker sudah menyerang dan merusak jaringan dan organ-organ tubuh lain. Misalnya, kanker telah menyebar ke paru-paru, tulang, liver, dan lainnya melalui pembuluh getah bening ataupun pembuluh darah.”

Akhirnya, nyeri yang dirasakan makin luar biasa karena kanker terus membesar dan menguasai area atau organ tubuh lain yang terbilang vital atau penting. Nah, bila pembuluh darah sudah diserang kanker bisa berakibat perdarahan. Bila kondisinya makin buruk, bisa terjadi nekrosis atau membusuk sehingga mengeluarkan aroma tak sedap. Kemudian, bila kanker sudah menyerang paru-paru dan selaput paru, akan terkumpul cairan di rongga paru yang tidak dapat diserap lagi seperti pada paru-paru normal. Efeknya, pasien mengalami sesak napas.

Baca: Deteksi Dini Kanker Payudara: USG atau Mamografi?

Lalu, kanker yang sudah menyebar ke tulang, organ pun akan hancur. Selain juga menimbulkan nyeri pada tulang yang diserang, bisa terjadi gangguan pergerakan hingga kelumpuhan. “Jadi, penyebaran kanker ke tempat atau organ lain akan menimbulkan adanya keluhan yang sesuai dengan fungsi organ yang terkena. Misal, bila menyerang mata maka akan terjadi gangguan penglihatan.”

Pada berbagai kondisi tersebut, untuk mencapai kesembuhan tentu sebuah harapan yang tipis. Lantaran itu, diupayakan agar keluhan atau gejala-gejala yang ditimbulkan akibat pertumbuhan kanker tersebut dapat diobati. Misalnya, bila ada perdarahan maka harus dihentikan. Bila kekurangan darah dapat ditambah dengan transfusi darah. Bila ada borok yang sangat berbau maka sedapat mungkin borok itu dihilangkan.

Kemudian, bila ada cairan di rongga paru yang menyebabkan sesak maka cairan itu harus dikeluarkan untuk mengurangi sesak. Bila rasa sakit tidak dapat ditahan maka harus diberi obat penghilang rasa sakit. Bila mengalami lumpuh karena ada penjalaran di tulang belakang, butuh bantuan pihak rehabilitasi medik.

“Semua upaya itu adalah upaya pengobatan paliatif sehingga pasien dapat melakukan aktivitas kesehariannya seoptimal yang bisa dicapai.”

Baca: Siapa yang Berisiko Lebih Tinggi Terkena Kanker Payudara?

Pentingnya Dukungan Keluarga

Sekali lagi, yang menjadi fokus dalam penanganan paliatif adalah sisi psikologis, spiritual, fisik, dan situasi sosial. “Maka pengetahuan keluarga pasien sangat penting, sehingga mengetahui benar kondisi pasien, bahwa ia tak lagi akan pulih seperti sediakala.”

Di sisi lain, perlu diketahui pentingnya dukungan dari keluarga. “Hadirnya keluarga pasien, dukungan, penunjukan rasa sayang pada pasien, kerja sama dengan tim dokter yang menangani terapi paliatif adalah hal mutlak demi menciptakan mutu hidup pasien dengan kanker payudara ini,” papar Agil.

Hilman Hilmansyah/TabloidNOVA