Penambahan bubuk seledri atau jus seledri sebagai alternatif nitrit sintetis juga sering dilakukan. Seledri memang secara alami tinggi kandungan nitrat, yang ketika diperlakukan dengan kultur bakteri, memproduksi nitrit. Walau secara teknis alami, tapi nitrit itu identik dengan versi sintetisnya. Inilah yang menimbulkan kemungkinan daging olahan menyebabkan kanker. Pembakaran Saat bahan organik seperti kayu, batu bara, atau minyak dibakar, akan terbentuk polycycil aromatic hydrocarbons (PAHs). Tinggal di dekat tempat pembakaran sampah atau jalan raya, akan membuat kita terpapar kandungan PAHs yang bersifat karsinogen. Demikian juga jika kita memakan daging yang diasap, dibakar, atau dipanggang.
Studi yang dilakukan peneliti di Eropa menunjukkan, makin berlemak daging yang dibakar, makin besar kandungan PAHs yang terbentuk. Hal itu karena lemak yang menetes ke panas akan terbakar dan akhirnya menghasilkan lebih banyak PAHs ke daging. Pada daging yang diasap, lamanya waktu pengasapan dan jenis kayu yang digunakan juga berpengaruh pada kandungan PAHs nya.
Baca: Bahaya, Asap Dapur Saat Memasak Picu Risiko Kanker Nasofaring
Selain itu ada juga bahaya dari daging yang dimasak dalam suhu tinggi atau dimasak dalam waktu lama akan mengandung heterocyclic amines (HCAs). Dalam penelitian pada hewan, zat tersebut memicu kanker.
Institut kanker nasional merekomendasikan agar dalam memasak daging sebaiknya dijauhkan dari api menyala dan jangan membiarkan daging kontak dengan permukaan metal panas terlalu lama. Tujuannya untuk mengurangi pembentukan HCA dan PAH. Jika Anda terpaksa memakai wajan metal untuk memasak, paling tidak bolak balik lebih sering. Atau, gunakan saja microwave.
Lusia Kus Anna/KompasHealth Sumber: Newsweek