Kaleidoskop 2015: Kabar Bahagia Dari Pelosok Negeri

By nova.id, Kamis, 17 Desember 2015 | 11:36 WIB
Jember Fashion Carnaval (nova.id)

Royal Wedding Gibran-Selvi

ahun 2015 menjadi tahun yang membahagiakan bagi keluarga besar Presiden Indonesia, Joko Widodo dan Iriana. Gibran Rakabuming (28), putra sulung orang nomer satu di tanah air ini melepas masa lajangnya dengan menyunting Selvy Ananda (26), Kamis (11/6). Dua sejoli ini mengikat janji dalam akad pernikahan yang berlangsung di Graha Saba Buana, Solo. Rangkaian acara berlangsung sederhana namun meriah. Sambutan pun tak hanya datang dari tamu undangan namun juga warga Solo.

Prosesi tembungan atau lamaran mengawali rangkaian acara yang digelar pasangan Selvi – Gibran, Selasa (9/6). Sebelum tembungan, beberapa prosesi sudah dilalui, seperti memasang Tarub. Keesokan harinya, Rabu (10/6) rangkaian acara siraman digelar di rumah kedua belah pihak. Selain berlangsung di rumah Selvi Ananda, Gibran juga melakukan prosesi di saat yang sama di kediamannya di Jalan Kutai, Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo.

Sebelum prosesi siraman dimulai, Didit Supriyadi, ayahanda Selvi, memasang bleketepe di teras rumah. Bleketepe, anyaman dari daun kelapa, disimbolkan sebagai penanda akan ada acara hajatan mantu dan harapan agar pelaksaan acara berjalan lancar.

Keesokan harinya, Kamis, 11 Juni 2015, menjadi hari bersejarah bagi Selvi Ananda dan Gibran Rakabuming Raka saat prosesi Akad Nikah. Selvi yang anggun mengenakan kebaya kutu baru brokat putih panjang tampak cantik. Putri Solo 2009 ini tiba di gedung Graha Saba Buana tepat pukul 08.40 mengendarai kereta kuda bersama kedua orangtuanya.

Acara puncak, resepsi pernikahan pun digelar dalam 5 sesi. Di sesi pertama, nuansa pesta rakyat sungguh terasa. Tak hanya menu merakyat yang disajikan katering Chili Pari, tetapi 200 becak ikut menjemput para tamu menuju ke Graha Saba Buana. Pada sesi pertama ini, masyarakat sekitar dan relawan mendapatkan kesempatan mengucapkan selamat kepada Selvi dan Gibran.

Masyarakat yang mendapat kesempatan dan undangan sudah mulai memadati sekitar gedung sejak pukul 09.00 WIB. Pagi hari, acara dibagi tiga sesi, yaitu dari pukul 10.00 hingga 11.00 pagi, 11.00 hingga 12.00 siang dan 12.00 siang hingga pukul 1 siang. .

Usai mendapat ucapan selamat dari ribuan tamu, Selvi dan Gibran beristirahat dan kembali hadir pada resepsi malam hari yang dibagi menjadi dua sesi. Sama halnya resepsi pagi, sesi malam juga dihadiri ribuan tamu undangan VIP dan VVIP. Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta jajaran menteri, duta besar gubernur, dan pejabat pemerintahan lain terlihat datang. Para selebritis pun tak ketinggalan hadir dan memberikan ucapan selamat kepada Selvi dan Gibran.

eringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) berlangsung di Jakarta dan Bandung. Konferensi itu dulu digelar Soekarno sebagai bentuk solidaritas Asia-Afrika dan menegaskan lagi posisi Gerakan Non Blok.

Tak cuma di Jakarta, Peringatan 60 Tahun KAA juga disambut antusias di kota Bandung.

Bandung, kota dimana Konferensi Asia Afrika diselenggarakan 60 tahun lalu, terlihat berbeda. Peringatan 60 Tahun KAA tampaknya telah menjadi sebuah perayaan yang sangat spesial bagi warga Bandung. Terbukti, semua warga Bandung terlihat sangat antusias menyambut dan terlibat dalam berbagai rangkaian kegiatan terkait acara ini, terutama yang mengambil lokasi di kota Bandung.

Puncak acara Peringatan 60 tahun KAA di Bandung sendiri adalah Bandung Historical Walk, Jumat (25/4) lalu. Setelah Presiden Jokowi dan para tamu kenegaraaan serta delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) hadir di Bandung dalam beberapa rombongan terpisah, warga Bandung pun dapat menyaksikan parade Bandung Historical Walk.

Parade ini menampilkan ratusan warga Bandung yang terdiri dari anak-anak sekolah hingga orang dewasa yang mengenakan pakaian daerah dan seragam marching band membawa bendera negara-negara anggota Asia Afrika.

Sejumlah kepala negara juga mengikuti napak tilas Konferensi Asia Afrika pertama 60 tahun lalu, dengan berjalan kaki dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka di Jalan Braga, Bandung, Jumat (24/04).

Perjalanan para pemimpin negara dan pemerintahan sejauh 100 meter itu diiringi lagu berbahasa Sunda, Manuk Dadali, yang memiliki makna nasionalisme.

Presiden Joko Widodo didampingi Presiden Cina Xi Jinping, PM Malaysia Najib Rajak dan pemimpin negara-negara Asia Afrika, antara lain Presiden Zimbabwe Robert Gabriel Mugabe, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak, Presiden Presidium Majelis Tertinggi Rakyat Korea Utara Kim Yong Nam, dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.

abar dari Keraton Yogyakarta tentang diangkatnya puteri sulung Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, GKR Pembayun (43), sebagai putri mahkota juga menghiasi pemberitaan media massa. Setelah berganti nama, Pembayun berhak menyandang nama baru, yaitu GKR Mangkubumi Memayu Hayuning Bawono Langgeng Ing Mataram. Nama ini mengindikasikan ia adalah Puteri Mahkota kerajaan, dan pada saatnya kelak bakal menggantikan tahta ayahandanya, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Penggantian nama Pembayun muncul usai Sabda Raja kedua yang dikeluarkan Sri Sultan Hamengku Bawono X. Penobatan dan pemberian nama baru dari GKR Pembayun dilakukan Sultan HB X di Siti Hinggil Kraton, Selasa (5/5) jam 11.00. Upacara sakral dan bersejarah itu berlangsung singkat.

Menurut Sultan, upacara didahului dengan dipanggil majunya GKR Pembayun untuk duduk di Watu Gilap Siti Hinggil. Sebelumnya, GKR Pembayun hanya duduk berderet dengan adik-adiknya. “Ya sudah, dari situ ditetapkan, diberi nama baru,” jelasnya. Sayang, penobatan yang berlangsung tertutup itu tidak dihadiri adik-adik Sultan. Yang terlihat hanya Permaisuri GKR Hemas berikut putri-putri dan menantu.