Begini Cara Porter Lion Air Curi Barang Penumpang

By nova.id, Rabu, 6 Januari 2016 | 02:01 WIB
Porter Lion Air (nova.id)

Tabloidnova.com - Dua porter maskapai Lion Air yang diringkus Polresta Bandara Soekarno-Hatta mengaku bahwa setelah membobol koper penumpang, mereka mendapat upah dari pihak sekuriti yang berperan sebagai penadah barang curian.

Diberitakan sebelumnya oleh Warta Kota, Polresta Bandara Soekarno-Hatta menangkap dua porter dan dua sekuriti maskapai Lion Air akibat membobol isi koper milik penumpang pada akhir Desember 2015 kemarin di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta .

Aksi para tersangka terbongkar setelah terekam kamera CCTV. Keempat orang yang ditangkap, yakni dua porter atas nama Saefulloh (22), dan Madun (29), serta dua petugas sekuriti bernama Angga Jaya Pratama (28), dan Andi Hermanto (29) juga sudah resmi ditahan polisi.

"Diupahnya relatif, antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000 sekali membobol. Saya sudah 13 kali melakukan ini, " ujar porter bernama Saefulloh, Selasa (5/1/2016) kepada tim penyidik di ruang pemeriksaan Polresta Bandara Soekarno-Hatta.

Menurut Saefulloh, upah yang diterima dirinya tergantung barang-barang apa saja yang berhasil dilucuti dari koper yang dibobolnya.

"Tergantung nominal barang yang didapat. Misalnya saya dapat handphone, lalu barangnya saya kasih sekuriti. Barangnya ditadah sekuriti, lalu dijual dulu, " katanya.

Namun, sebelum barang curian dijual, sekuriti terlebih dulu memberikan upah awal kepada sang porter, biasanya sebesar Rp 50.000.

Baca juga: Bobol Tas Penumpang, Porter Lion AIr Dibayar Rp 100 Ribu oleh Sekuriti

Ada dua porter yang diamankan Polresta Bandara Soekarno-Hatta seusai terekam kamera CCTV mencuri barang di koper penumpang, yaitu S (22) dan M (29).

Kepada polisi, S dan M menceritakan bagaimana mereka bisa bergabung dengan sindikat pencuri barang penumpang yang sudah terstruktur di Bandara Soekarno-Hatta, khususnya di maskapai penerbangan grup Lion Air.

"Pas baru jadi porter, saya diancam mau dipukulin kalau enggak nurut. Sama-sama cari kerja, kok, katanya, jadi ya sudah nurut saja. Sudah sistemnya kayak begitu, mau enggak mau, saya ikut kayak begitu," kata S saat ditanya oleh penyidik, Selasa (5/1/2016).

S mengaku sudah mencuri barang di koper penumpang sebanyak 13 kali. Dari setiap aksinya, dia diupah oleh petugas keamanan atau sekuriti maskapai Lion Air sebesar Rp 50.000 sampai Rp 100.000, tergantung nominal barang berharga yang didapat.

"Barangnya ditadah dulu ke sekuriti, habis itu dijual, baru dibagi-bagi. Ada juga yang langsung diambil sendiri," tutur S.

Sementara itu, M menuturkan, dirinya sudah bekerja sebagai porter Lion Air dan Batik Air selama dua tahun. Dari dua tahun itu, satu setengah tahun M menggeluti pencurian barang di koper penumpang.

"Saya cari yang ada gemboknya, saya tusuk-tusuk pakai pulpen sama kunci, baru ngerogoh barang di dalam," ujar M.

Porter yang mencuri barang di koper penumpang hanya memiliki waktu sedikit. M sebagai salah satu porter yang mencuri memilih koper yang memungkinkan untuk dibuka dan ditutup dalam waktu dekat.

"Kopernya yang pakai gembok atau yang enggak digembok. Pilihnya acak saja. Kalau koper yang di-wrapping itu saya enggak mau, ngebongkar-nya lama," ucap M.

Baik S, M, maupun dua tersangka lain yang adalah petugas sekuriti maskapai, A (28) dan H (29), merupakan satu kelompok. Mereka mengaku, ada empat sampai lima kelompok pencuri barang penumpang di bagasi pesawat yang beranggotakan masing-masing 20 orang.

Porter S dan M sama-sama mengungkapkan adanya tekanan dari porter senior di sana jika tidak mengikuti "permainan" yang sudah lama dilakukan. Jika tidak mau ikut apa yang diperintahkan senior porter lain, mereka diancam akan dipukul dan dikucilkan.

Andri Donnal Putera / Kompas.com