3 Syarat yang Harus Dimiliki Sebelum Berinvestasi

By Dok Grid, Rabu, 27 Januari 2016 | 09:37 WIB
20 Persen Pendapatan untuk Investasi (nova.id)

Tanya:

Mbak Teja yang baik, saya ingin sekali mulai berinvestasi. Nah, bagaimana caranya mengukur kondisi keuangan kita apakah sudah siap untuk bisa berinvestasi? Adakah syarat-syaratnya untuk memulai investasi?

Sebagai informasi, join income saya dan suami dalam sebulan Rp 12 juta, dipotong cicilan rumah Rp 3 juta dan biaya hidup bulanan Rp 6 juta. Kebetulan anak kami hanya satu dan belum bersekolah. Ditunggu sarannya, Mbak. Terima kasih.

Jawab: Memang benar sekali, sebelum mulai berinvestasi kita sebaiknya melihat kondisi keuangan kita terlebih dahulu. Apabila kondisi keuangan kita sudah baik, artinya kita siap mulai berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan keluarga kita.

Akan tetapi, apabila kondisi keuangan kita kurang baik, maka langkah yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki dahulu keuangan kita, sehingga investasi yang dilakukan bisa lebih maksimal.

Ada 3 syarat yang harus dipersiapkan sebelum berinvestasi, yaitu:

1. Harus Sudah Memiliki Dana Darurat

Inilah sejumlah uang yang perlu disiapkan agar bisa membantu kita saat menghadapi masalah keuangan dalam kehidupan. Masalah keuangan bisa saja terjadi dalam keluarga kita sendiri, atau mungkin saja terjadi pada orangtua atau saudara kita. Dalam kondisi darurat seperti orangtua sakit, atau saudara mengalami kecelakaan, atau musibah seperti kebanjiran, maka sudah pasti kita harus mengeluarkan uang yang terkadang nilainya cukup besar.

Berapa besarnya dana darurat yang harus kita siapkan? Setidaknya 3 x biaya bulanan keluarga. Misalnya biaya bulanan keluarga kita sebesar Rp 5 juta, maka dana darurat yang perlu kita miliki adalah sebesar 3 x Rp 5 juta = Rp 15 juta.

Inilah jumlah alias syarat yang harus dipersiapkan sebelum berinvestasi. Tempatkanlah dana darurat di tabungan, atau bisa juga dalam bentuk emas. Sebelum memiliki dana darurat, sebaiknya kita tidak berinvestasi dahulu. Kenapa? Karena investasi selain bisa meningkatkan aset kita, tapi juga bisa turun nilainya, tambahan lagi terkadang tidak mudah cair. Sehingga, apabila kondisi darurat terjadi, dan kita belum memiliki dana darurat yang cukup, maka bisa jadi kita harus mencairkan investasi kita segera, dan bisa mengalami kerugian yang besar. 

2. Penyelesaian Utang Berbunga Tinggi

Utang konsumtif seperti utang kartu kredit ataupun pegadaian misalnya, memiliki bunga yang cukup tinggi. Sebagai contoh, apabila kita memiliki utang kartu kredit maka bunga yang dikenakan bisa mencapai 35% per tahunnya. Hal ini tentu sangat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hasil investasi.

Coba saja bandingkan, misalnya kita berinvestasi dengan target return 15%, sementara memiliki utang 35%. Apa artinya? Artinya, kita mengalami minus 20%. Selama kita masih memiliki utang berbunga tinggi, sebaiknya tunda dulu investasinya. Buat apa kita berinvestasi sementara kita masih terbebani dengan utang yang berbunga tinggi. Selesaikan dulu utangnya, jangan sisakan sedikitpun. Barulah setelah tidak menanggung beban utang lagi, kita bisa mulai investasi.

3. Asuransi

Memiliki asuransi jiwa dan kesehatan adalah yang utama. Jangan lupakan proteksi yang satu ini, karena kalau pemberi nafkah tidak memiliki asuransi jiwa, maka hilanglah sudah penghasilan keluarga.

Begitu pula, kalau seluruh keluarga kita tidak memiliki asuransi kesehatan, maka biaya masuk rumah sakit, berobat dan biaya dokter yang tinggi, bisa menghabiskan uang kita.

Cek dulu apakah pemberi nafkah keluarga sudah memiliki asuransi jiwa. Dan apakah tempat bekerja sudah memberi jaminan kesehatan bagi seluruh keluarga yang cukup? Kalau sudah ada, barulah kita bisa tenang berinvestasi.

Investasi adalah langkah keuangan yang harus dilakukan oleh seluruh keluarga untuk bisa mencapai tujuan keuangan keluarga. Akan tetapi, sebelum mulai berinvestasi, cek dulu ya ke 3 langkah tersebut.

Penjawab: Tejasari CFP® Independent Financial Planner dari Tatadana Consulting