Tabloidnova.com - Dalam kurun waktu Januari hingga Februari 2016, nama Lion Air cukup banyak diperbincangkan, baik melalui media massa maupun sosial media.
Pada awal Januari 2016, oknum porter dan petugas keamanan maskapai Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta ketahuan mencuri barang penumpang. Perkara ini dinilai serius dan langsung ditangani oleh Polresta Bandara Soekarno-Hatta bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara.
Keluhan terus berlanjut hingga penumpang kembali menyuarakan masalah klasik pada Lion Air, yakni penerbangan yang terlambat atau delayed.
Seperti yang terjadi pada pesawat Lion Air JT 0536 rute Jakarta-Solo di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (23/2/2016) pagi. Pesawat tersebut dijadwalkan berangkat pukul 07.00 WIB.
Setelah menunggu dua jam, penumpang marah-marah dan merasa tidak dihargai oleh petugas. Bahkan, penumpang yang sudah masuk ke dalam bus untuk mengantar ke pesawat, juga tak kunjung berangkat.
"Metromini saja ada kejelasan penangguhan perjalanan. Ini, kami dibiarkan lama menunggu tanpa ada kepastian informasi," kata salah satu penumpang, saat itu.
Belakangan baru diketahui, ternyata mesin pesawat tersebut rusak. Penumpang pun dipindahkan ke pesawat lain dan baru berangkat sekitar pukul 09.00 WIB.
Baca juga: Kasus Terungkap, 18 Porter Lion Air Menghilang
Pada hari Selasa itu juga, keluhan lainnya datang dari enam orang penumpang Lion Air yang pesawatnya mengalami kendala jadwal penerbangan. Mereka adalah penumpang transit yang akan menuju ke Banda Aceh, Palembang, dan Pekanbaru.
Pesawat yang seharusnya berangkat sesuai jadwal, mengalami keterlambatan. Sehingga, para penumpang tertinggal pesawat selanjutnya.
Lion Air pun menawarkan penumpang yang ketinggalan pesawat itu untuk menginap di sebuah penginapan dekat Bandara Soekarno-Hatta. Tetapi, penumpang tetap kecewa karena bukan masalah kompensasi yang diharapkan, tetapi kejelasan jadwal penerbangan dan soal waktu yang terbuang begitu saja.
"Masalahnya bukan dikasih penginapan atau apa, tapi waktu yang terbuang itu, karena tertunda penerbangan kami untuk besok," kata Adrian, salah satu dari enam penumpang tersebut.
Di luar masalah delayed, ada masalah yang dinilai cukup aneh oleh penumpang. Masalah itu dialami oleh pemilik akun Facebook bernama Maretha Dwi Ramadhanti.
Maretha hendak terbang dengan Lion Air dari Bandar Lampung ke Palembang, menggunakan pesawat JT 1284 pada 7 Februari 2016. Saat ingin masuk pesawat, petugas menahan Maretha dengan alasan pintu sudah ditutup dan pesawat akan segera berangkat.
Pihak Lion Air sempat buka-bukaan mengenai kebiasaan delay atas penerbangannya. Maskapai milik Rusdi Kirana ini mengakui bahwa penundaan penerbangan selalu terjadi setiap harinya.
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengungkapkan, setiap harinya ada 500-600 penerbangan. Dari jumlah itu, 60-80 penerbangan mengalami delay.
“Hal itu kami pelajari terus, bagaimana meminimalkan, termasuk melakukan perbaikan rotasi pesawat,” kata dia, beberapa waktu lalu.
Edward Sirait juga mengungkapkan bahwa selama ini tidak ada masalah dengan rasio antara jumlah pilot dengan armada yang dimiliki Lion Air. Setiap penambahan pesawat, manajemen wajib menambah kru termasuk pilot.
“Kalau enggak ada kru-nya, ya kami enggak dapat izin menambah pesawat. Tapi kalau tiba-tiba ada pilot sakit dalam jumlah banyak bersamaan, itu mungkin saja terjadi,” ucapnya
Andri Donnal Putera / Kompas.com