Bayar Kantong Plastik Rp 200, Begini Reaksi Warga

By nova.id, Kamis, 25 Februari 2016 | 09:01 WIB
Ilustrasi (nova.id)

Tabloidnova.com - Mulai Minggu (21/2/2016), kantong plastik belanja tak lagi gratis. Mereka yang berbelanja dan tak membawa tas sendiri akan dikenai biaya minimal Rp 200.

Bagaimana reaksi warga Jakarta? Kompas.com mencoba bertanya ke beberapa orang pada Senin (22/2/2016).

Stella, salah satu warga Jakarta yang ditemui di Grand Indonesia mengatakan, kebijakan itu belum memengaruhi dirinya dalam mengonsumsi plastik.

"Pakai plastik lebih praktis. Mending saya bayar Rp 200 daripada harus bawa tas sendiri. Ribet," katanya. Selain itu, ia mengaku tidak terbiasa membawa tas ke mana saja.

Diah yang pekerja kantoran di area Thamrin punya komentar sedikit berbeda.

"Biasanya orang kan jalan-jalan enggak persiapan buat belanja. Tiba-tiba kita masuk, belanja, dan enggak bawa plastik. Akhirnya memang harus beli," jelasnya.

Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Pembunuh Supir Gojek di Sunter Mal

Ia mengatakan, harga Rp 200 juga masih murah sehingga membeli pun tak masalah. Ia bahkan mengaku akan rela membeli kecuali harga kantong keresek sudah setara dengan kantong kain yang bisa dipakai berkali-kali.

Walau beberapa masih rela membayar plastik, ada juga yang sudah menyadari pentingnya pengurangan plastik.

Marcella mengatakan, misalnya ketika berbelanja di Foodhall Grand Indonesia, dia membawa dua kantung besar untuk menampung sayuran, susu, buah-buahan, dan makanan ringan yang dibelinya.

Biasanya trolinya berisi belanjaan yang ditampung di banyak plastik keresek. Kini, hanya dua kantong belanja besar dan satu kantong plastik.

"Kesulitannya kadang untuk belanjaan yang rapuh, jadi harus pakai plastik. Seperti telur, saya memang harus plastikin," katanya.

Andi Sugianto, supervisor di Ranch Market Grand Indonesia, mengatakan bahwa kebijakan kantong plastik berbayar sudah disosialisasikan kepada konsumen.

Rata-rata dalam sehari, Ranch Market Grand Indonesia menghabiskan 2.000 lembar kantong plastik. Pada Minggu (21/2/2016) kemarin, jumlah kantong plastik yang dihabiskan belum banyak berkurang.

Selain masih dalam tahap sosialisasi, sebabnya juga soal harga. "Untuk segmen konsumen kami, itu murah sekali," katanya.

Rahyang Nusantara dari Greeneration yang selama ini giat mempromosikan "Diet Plastik" mengungkapkan, faktor harga memang memengaruhi kemauan orang meninggalkan kantong plastik.

"Dari awal kita rekomendasikan harga kantung plastik di atas Rp 500, atau minimal Rp 500. Itu berdasarkan survei kami pada pengguna, 90 persen orang mengatakan akan keberatan membeli bila harganya di atas Rp 500," ungkapnya.

Dengan harga kantong yang murah saat ini, boleh jadi memang program pengurangan kantong keresek belum optimal.

"Tapi saya lihat beberapa orang sudah mulai menolak plastik. Ini awal yang bagus. Pemerintah harus mengevaluasi program ini dalam 3 bulan ke depan. Kalau memang tidak ada pengurangan signifikan ya memang harga kantong plastik harus dinaikkan," jelasnya.

Rahyang mengatakan, dalam tiga bulan ini, pemerintah harus lebih giat mendorong peritel menyosialisasikan pengurangan kantong plastik.

Yunanto Wiji Utomo / Kompas.com