Tahun 2016 merupakan tahun kabisat di mana bulan Februari memiliki 29 tanggalan. Dengan demikian, jumlah tanggalan pada tahun kabisat adalah 366 hari, bukan 365 hari.
Anda mungkin sudah mengetahui tentang tahun kabisat sejak lama. Akan tetapi, apakah Anda mengetahui apa penyebab dan pengaruhnya pada kehidupan?
Ini dia 5 fakta tentang tahun kabisat yang perlu Anda tahu, seperti dirilis Telegraph.
1. Mengapa Ada Tahun Kabisat?
Pada tahun kabisat di mana bulan Februari memiliki 29 hari, sebenarnya merupakan siklus empat tahunan yang disebabkan disparitas tata surya dengan kalender Gregorian.
Pasalnya, bumi sebenarnya membutuhkan waktu 365,2422 hari untuk mengelilingi matahari. Sementara kalender Gregorian yang kita gunakan selama ini menggenapkan waktu menjadi 365 hari.
Jadi, adanya tahun kabisat adalah untuk menjaga sistem penanggalan agar tetap sinkron dengan Bumi dan musim nya.
2. Mengapa Penambahan Hari di Tahun Kabisat Jatuh pada Bulan Februari?
Semua bulan pada kalender Julian memiliki 30 hingga 31 hari, tapi Februari dikalahkah ego Kaisar Romawi, Caesar Augustus.
Di bawah pendahulunya, Julius Caesar, Februari sebenarnya masih memiliki 30 hari, sedangkan Agustus hanya memiliki 29 hari dalam sebulan.
Ketika Caesar Augustus menjadi Kaisar selanjutnya, ia pun menambahkan dua hari di bulannya, sehingga Juli memiliki 31 hari sama dengan Juli. Jadi, Februari dikalahkan Agustus dalam pertempuran “hari ekstra”.
3. Tahun Kabisat Tak Selalu Habis Dibagi Empat
Tahun 2000 adalah tahun kabisat, tetapi tahun 1700, 1800, dan 1900, bukan tahun kabisat. Mengapa demikian?
Ada tahun kabisat yang memang jumlah tahunnya habis dibagi empat, tapi ada juga yang habis dibagi empat tapi tak habis dibagi 400. Contohnya adalah tahun 1700, 1800, dan 1900 yang habis dibagi empat tapi tak habis dibagi 400. Ini membuat ketiga tahun ini tidak termasuk kabisat.
Aturan lain dengan menambahkan mengenai perhitungan abad, adalah untuk memperbaiki penanggalan dan bahwa ekstra satu hari setiap empat tahun menjadi lebih ketika dihitung per abad.