Pekerjaan baru menunggu Anda. Tawarannya sungguh menarik, menantang, dan bagus untuk perkembangan karier Anda. Masalahnya hanya satu: Ini adalah tawaran kerja di luar kota. Artinya, ya Anda harus pindah kota. Terima atau tidak?
Persoalan klasik yang perlu dihadapi setiap pekerja adalah masa penyesuaian. Di mana pun Anda bekerja, ada proses yang mesti dilewati agar kita bisa bekerja dengan senang sehingga hasilnya pun menggembirakan.
Faktor penyesuaian ini menjadi lebih kompleks bila Anda harus pindah kota demi pekerjaan. Nah, sebelum memutuskan menerima atau tidak, beberapa hal ini perlu Anda pertimbangkan sebelum menerima tawaran bekerja di luar kota
1. Jauh dari Kerabat
Mungkin Anda biasa bepergian atau tinggal jauh dari orangtua dan kerabat. Tapi perlu diingat, kali ini Anda bukan hanya pergi sebentar untuk berlibur, tapi untuk waktu cukup lama dan menetap. Bagi para lajang, persoalannya mungkin tak seberapa rumit, namun bukan berarti bebas dari masalah.
Sebelum Anda menerima tawaran pekerjaan, tanyakan hal-hal berikut pada diri sendiri. Bisakah Anda tinggal berjauhan dengan keluarga, teman-teman, atau kekasih? Pertimbangkan kemungkinan Anda terpaksa melakukan Long Distance Relationship alias hubungan jarak jauh.
“Ketika memutuskan pindah dari Jakarta untuk bekerja di Surabaya, saya masih yakin bisa LDR-an. Toh masih sama-sama di Pulau Jawa. Tapi akhirnya setelah jalan setahun kami putus. Saya enggak sanggup LDR-an. Godaannya banyak. Hehehe,” Tantri, 32, karyawan swasta.
Bagi yang sudah berkeluarga masalahnya menjadi lebih kompleks karena menyangkut pasangan hidup dan anak-anak. Bisakah Anda hidup terpisah lokasi dengan mereka? Atau bila Anda bermaksud membawa keluarga, apakah pasangan bisa dan mau melepaskan pekerjaan yang sekarang? Bagaimana dengan sekolah anak-anak?
“Sebagai dokter saya beberapa kali pindah kota untuk tugas. Apalagi saya punya anak. Repot banget penyesuaiannya. Mesti cari tempat tinggal yang dekat tempat kerja, cari sekolah buat anak, pengasuh, dan hal-hal semacam itu, padahal saya harus kerja. Saya sempat terpaksa bawa-bawa anak ke tempat kerja,” Fitri, 44 dokter.
BACA: Dilema Mendapat Tawaran Kerja Baru
2. Biaya Hidup Sehari-hari
Jangan lekas tergoda dengan gaji besar yang ditawarkan perusahaan. Sebaliknya, jangan terlalu gampang menolak bila angka yang dijanjikan tak seberapa besar dari kenaikan yang Anda harapkan dibanding pekerjaan sekarang.
Cari tahu berapa biaya hidup di kota yang akan ditinggali. Antara lain mencakup pengeluaran untuk tempat tinggal, makan, transportasi, biaya sekolah anak dan biaya-biaya lainnya yang menjadi kebutuhan Anda sehari-hari. Living cost di berbagai daerah berbeda-beda. Itu sebabnya besaran upah untuk pekerjaan yang serupa bisa berbeda-beda.
3. Tempat Tinggal
Di mana Anda akan tinggal kelak? Bila perusahaan menyediakan fasilitas tempat tinggal, tak jadi masalah. Tapi bila Anda harus mencarinya sendiri, hal itu butuh waktu. Sebagai ‘pendatang’ idealnya Anda tinggal di tempat yang dekat dengan tempat kerja, juga memudahkan mobilitas di luar kerja. Anda perlu melakukan survei untuk untuk mencari hunian yang akan membuat Anda betah menetap. Atau adakah kerabat yang bisa Anda tinggali untuk sementara hingga Anda mendapatkan tempat yang ideal.
4. Mobilitas
Ini bukan soal sepele.Banyak orang gagal beradaptasi di hal satu ini. Apalagi bila Anda pindah kota dengan tipikal yang jauh berbeda. Misal dari kota kecil ke kota besar atau sebaliknya. Banyak orang stres tinggal di kota besar seperti Jakarta karena urusan mobilitas yang dianggap ruwet.
“Saya pindah dari Solo ke Jakarta 3,5 tahun lalu. Adaptasi yang bagi saya cukup berat adalah masalah mobilitas. Maklum, selama di Solo saya ke mana-mana dekat dan saya bisa naik motor. Sementara di Jakarta jauh lebih kompleks dan saya mesti tahu jalur angkutan umum. Tiga bulan pertama saya baru belajar bepergian pakai Transjakarta karena cari aman. Nah setelah paham urusan transportasi, selebihnya jadi lebih mudah,” Dery Nurlida, 26, karyawan swasta.
BACA: Waspada, Ini Tanda Karier Anda Mandek!
5. Lingkungan Sosial
Gegar budaya tak hanya bisa terjadi bila Anda pindah negara. Pindah kota pun bisa menimbulkan persoalan tersendiri. Misalnya menyangkut perbedaan bahasa, ritme hidup dan gaya pergaulan. Banyak orang merasa terasing karena gagal paham bahasa pergaulan lokal atau merasa sulit menyesuaikan dengan ritme hidup.
“Awal pindah dari Jakarta ke Balikpapan saya sempat stres. Enggak punya teman. Di sini kegiatan saya cuma pergi dan pulang kerja. Selebihnya bingung mau ngapain.Saya jadi sering kangen ngemal dan hangout bareng teman-teman. Emang sih saya jadi bisa banyak nabung karena jarang main. Tapi uang saya habis buat mudik terus ke Jakarta padahal ongkos pesawatnya mahal. Ha ha ha,” Nirina, 31, karyawan swasta.
Emma Aliudin