Tangis Terakhir Sang Buah Hati Sebelum Meninggal Di Tangan Anak Majikan

By nova.id, Senin, 28 Maret 2016 | 08:01 WIB
Delima Agustini (19), memperlihatkan foto anaknya, M. Arga yang baru berusia 1,5 tahun (nova.id)

Tabloidnova.com - Suara jerit tangis terdengar di lorong jalan sempit pagi itu, sekitar pukul 07.00 WIB, Sabtu (19/3/2016).

Suara tersebut merupakan tangisan M Arga, bocah berusia 1,5 tahun, anak Delima Agustini yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga (PRT).

Suara tangisan itu rupanya merupakan tangisan Arga yang didengar Delima untuk terakhir kalinya. Pada siang harinya Delima mendapati Arga sudah tak bernyawa di Rumah Sakit Marzuki Mahdi.

"Setiap hari saya memang selalu mengajak anak saya ke rumah majikan. Cuma pagi itu saya belum selesai siap-siap, dan temen saya Rn sudah nyamper ke rumah saya. Dia bilang kalau dia mau bawa anak saya duluan ke tempat majikan saya, nanti saya disuruh nyusul," kata Delima kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (27/3/2016).

Saat dibawa oleh Rn, Arga yang saat itu sedang bermain di luar rumah menangis dan menjerit. Tangisan Arga juga didengar oleh para tetangganya. Padahal, selama ini Arga sudah mengenal dengan Rn dan tidak rewel ketika digendong Rn.

"Padahal dia itu deket gampang deket sama orang baru. Dia juga aktif orangnya, nggak suka rewel," tuturnya.

Delima tidak punya firasat atau perasaan apapun sebelum mengetahui anaknya telah meninggal. Ia pun berangkat menuju rumah majikannya dan tiba sekitar pukul 08.00 WIB.

Sesampainya di rumah majikan, Delima tidak melihat anaknya. Lantas, ia diberitahu oleh Rn kalau anaknya sedang dibawa oleh anak majikannya, RR (26).

Delima pun santai melanjutkan pekerjaannya. Sekitar pukul 11.00 WIB, Delima mendapat telepon dari RR kalau anaknya dilarikan ke RS Marzuki Mahdi.

"Saya langsung ke rumah sakit dan anak saya sudah meninggal. Saya langsung nangis dan nanya kenapa anak saya, tapi RR bilang gak tahu," terangnya.

Baca juga: Bayi Dianiaya Hingga Tewas, Tersangka Ternyata Anak Majikan

Ia melihat kondisi tubuh anaknya dipenuhi luka memar. Bagian pipi kanan dan kirinya ada bekas memar membiru, lalu di bibirnya ada bekas memar.

Di kuping kiri dan kananya juga ada bekas luka. "Sebelum dibawa kerja, anak saya tuh bersih gak ada bekas luka apa-apa. Tapi kenapa jadi begini," terangnya.

Seminggu telah berlalu, Delima masih merasa kehilangan anak pertamanya ini. Ia tidak menyangka anaknya bisa meninggal dengan cara tragis.

Lantas, karena merasa ada kejanggalan pada kematian Arga, keluarga pun melapor ke pihak Polres Bogor Kota pada Minggu (20/3/2016).

Buntut dari laporan tersebut yakni dengan dilakukan pembongkaran kembali makam Arga pada Sabtu (26/3/2016). Proses pembongkaran makam berlangsung tertutup, mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Dari hasil otopsi, Satreskrim Polres Bogor Kota mengumumkan kalau di tubuh Arga memang terdapat luka memar

Yudhi Maulana Aditama / Tribun Bogor